Setelah Demo Besar, Ini Langkah Suzuki Hadapi Lesunya Pasar Otomotif

GridOto.com - Aksi demonstrasi besar-besaran yang terjadi beberapa hari ini, tidak hanya menimbulkan gangguan aktivitas masyarakat, namun juga berdampak langsung terhadap pergerakan ekonomi, termasuk di sektor otomotif.
Harold Donnel, Head of 4W Brand Development & Marketing Research PT Suzuki Indomobil Sales (SIS), menyampaikan bahwa pihaknya turut merasakan efek dari situasi yang terjadi, terutama dalam hal penjualan kendaraan roda empat.
"Pertama, kita ingin menyampaikan keprihatinan atas keadaan yang ada dan berharap semua akan segera membaik," ujar Harold saat dihubungi GridOto.com, Selasa (2/10/2025).
Menurutnya, kondisi yang belum stabil membuat Suzuki harus menyesuaikan strategi penjualan.
"Untuk jualan, sejauh ini kita mencoba menyesuaikan dengan situasi yang ada," tambahnya.
Sekadar informasi, disebutkan Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menunjukkan bahwa penjualan kendaraan bermotor memang mengalami tren penurunan sepanjang 2025.
Pada Juli 2025, penjualan wholesales mobil tercatat sebanyak 60.552 unit atau turun 18,4% secara tahunan (year-on-year/yoy).
Sementara penjualan retail mencapai 62.770 unit, menurun 12,3%.
Penurunan ini memperpanjang tren negatif yang telah berlangsung sejak awal tahun.
Pada Juni 2025, penjualan wholesales turun sebesar 22,6% menjadi 57.760 unit.
Adapun total penjualan kuartal I 2025 hanya mencapai 205.160 unit, melemah 4,7% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Gaikindo menyebut beberapa faktor penyebab penurunan ini, di antaranya adalah tekanan daya beli masyarakat, pelemahan nilai tukar rupiah, serta ketidakpastian ekonomi akibat gejolak sosial-politik termasuk demonstrasi yang terjadi belakangan ini.
Aksi demo yang berlangsung pada akhir Agustus 2025 menyebabkan gangguan di berbagai sektor.
Beberapa jalur transportasi sempat lumpuh, layanan TransJakarta dan MRT Jakarta mengalami gangguan operasional, dan sejumlah fasilitas publik mengalami kerusakan.
Pelaku usaha dari berbagai sektor, termasuk Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) serta Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), menyuarakan kekhawatiran akan berlanjutnya demo yang dapat memperparah kondisi ekonomi dan menurunkan minat investasi.
Dari sisi industri otomotif, ancaman pemutusan hubungan kerja (PHK) mulai menghantui.
Industri ini diketahui menyerap sekitar 1,5 juta tenaga kerja di seluruh Indonesia.
Meski demikian, sejumlah merek otomotif, termasuk Suzuki, tetap berupaya mempertahankan ritme bisnis.
Suzuki menyatakan akan terus menyesuaikan strategi pemasaran dan penjualan sambil memantau perkembangan situasi nasional.
Gaikindo sendiri berharap gelaran pameran otomotif seperti GIIAS di berbagai kota besar dapat menjadi katalis untuk membangkitkan kembali gairah pasar otomotif nasional yang sedang lesu.
Dengan ketidakpastian yang masih membayangi, pelaku industri berharap pemerintah dapat segera menstabilkan kondisi agar iklim usaha kembali kondusif dan sektor otomotif bisa kembali tumbuh positif.