Helikopter Estindo Air Hilang Kontak di Kalsel, Para Saksi Mata Lihat Ada Ledakan

Penyebab Helikopter Tipe BK117 D3 milik Estindo Air yang mengalami hilang kontak saat terbang di sekitar Mentewe, Tanah Bumbu, Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) Senin (1/9) lalu sedikit demi sedikit mulai terungkap
Sejumlah saksi mata warga Kampung Tuyan Desa Gunung Raya, Kecamatan Mentewe, Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, mengungkapkan helikopter naas itu sempat mengeluarkan asap saat terbang rendah beberapa ratus meter hingga meledak dan jatuh di Gunung Mandin, Desa Mandin Damar.
“Setiap hari kami berladang di sini. Kemarin pun kami melihat saat berladang, helikopternya saat terbang rendah sudah mengeluarkan asap putih dan terdengar bunyi ledakan di Gunung Mandin Damar,” kata Panamon, warga Kampung Tuyan, Desa Gunung Raya, Tanah Bumbu, kepada media, dikutip Rabu (3/9).
Menurut dia, helikopter itu jatuh dan meledak di Gunung Mandin Damar, lalu hilang jejak di lembah yang diapit dua gunung.
“Setelah itu kami sudah tidak lihat lagi, helikopternya sudah hilang,” ungkap Panamo saat ditemui bersama saksi mata lainnya Rosidi.
Kesaksian yang sama diungkapkan Tim SAR berdasarkan keterangan saksi mata kejadian yang ditemui. Helikopter itu mengeluarkan asap putih dan terbang rendah sebelum jatuh di kawasan pegunungan.
“Hasil pengembangan pencarian, ada guru dan anak-anak sekolah yang melihat langsung helikopter terbang rendah dan mengeluarkan asap. Ini sudah melewati titik pertama saat hilang kontak informasi yang kami dapatkan dari flight radar,” kata Kepala Kantor SAR Banjarmasin I Putu Sudayana, dikutip Antara.
Putu menambahkan Tim SAR gabungan dari unsur udara dan darat akan mendalami informasi terbaru titik kedua di Gunung Madin.
Namun, diakuinya, karakteristik hutan belantara dengan rimbun sangat lebat menyulitkan proses pencarian helikopter.
"Ciri hutannya itu kalau objek jatuh dari atas, objeknya langsung tertutup. Hutan belantara banyak pohon besar, tumbuhan rapat, rimbunan langsung menutup setiap objek yang jatuh dari atas," tandasnya. (*)