Mengenal Lebih Dalam Chromebook, Laptop yang Pengadaannya Membuat Nadiem Makarim Ditetapkan sebagai Tersangka dan Dipenjara

Mengenal Lebih Dalam Chromebook, Laptop yang Pengadaannya Membuat Nadiem Makarim Ditetapkan sebagai Tersangka dan Dipenjara

Mantan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan korupsi pengadaan laptop Chromebook.

Proyek ini diklaim merugikan negara mencapai Rp 1,98 triliun. Kini, Nadiem harus mendekam di Rutan Salemba untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya itu.

Lantas, apa itu Chromebook yang menguat Nadiem sampai dipenjara?

Dilansir dari berbagai sumber, proyek ini muncul pada tahun 2009. Google mengumumkan pengembangan sistem operasi berbasis sumber terbuka yang kemudian dikenal sebagai Chrome OS.

Dua tahun kemudian atau pada 2011, perangkat pertama yang menjalankan Chrome OS diluncurkan dalam bentuk netbook bernama Chromebook.

Sistem operasi ini dibangun di atas kernel Linux dan dirancang untuk mengandalkan komputasi awan. Artinya, satu-satunya perangkat lunak yang berjalan langsung di perangkat adalah peramban (browser) Chrome.

Sebagian besar aplikasi lainnya diakses secara daring, membuat Chromebook efisien dan dijual dengan harga terjangkau.

Tidak seperti laptop tradisional, Chromebook bergantung pada koneksi internet dan layanan cloud.

Chromebook ini umumnya memiliki spesifikasi hardware lebih rendah, sehingga lebih terjangkau dan ringan dibanding laptop tradisional.

Salah satu keungggulannya, karena Chrome OS sistem operasi ringan, ia melakukan booting dengan cepat. Chromebook juga menerima pembaruan otomatis Google untuk patch dan fitur keamanan terbaru.

Biayanya yang lebih rendah dan baterai lebih lama menjadikan Chromebook pilihan yang menarik bagi pelajar dan mereka yang membutuhkan perangkat portabel untuk tugas komputasi dasar.

Terdapat Chrome Web Store yang menawarkan berbagai aplikasi dan ekstensi termasuk tool produktivitas seperti Google Docs untuk membuat dokumen, spreadsheet, dan presentasi.

Ada juga aplikasi komunikasi seperti Gmail dan Hangouts. Selain itu, ada aplikasi hiburan seperti Netflix, Spotify, dan game.

Chromebook juga dikenal karena fitur keamanannya. Chrome OS menggunakan beberapa lapisan keamanan termasuk sandboxing, boot terverifikasi, dan update otomatis, membantu melindungi dari malware dan ancaman lain.

Selain itu, saat menggunakan Chromebook, data otomatis dienkripsi dan disimpan di cloud.

Sejauh ini, sektor pendidikan menjadi pasar tersukses Chromebook terkait faktor harga, software dan perawatan yang rendah.

Kesederhanaannya dinilai menguntungkan karena mengurangi biaya pelatihan dan perawatan.

Chromebook mulai digunakan secara masif di Indonesia sejak 2021 dalam program digitalisasi sekolah Kemendikbudristek.

Pemerintah mengalokasikan anggaran sekitar Rp3,58 triliun untuk pengadaan ratusan ribu unit laptop, khususnya di daerah tertinggal.

Tujuannya untuk mendukung pembelajaran jarak jauh dan mempercepat literasi digital pasca-pandemi. (Knu)