LG Mundur dari Proyek Baterai Nasional, Hyundai Pastikan HLI Beroperasi

Hyundai, otomotif, baterai mobil listrik, HLI Green Power, baterai mobil, LG Mundur dari Proyek Baterai Nasional, Hyundai Pastikan HLI Beroperasi

Mudurnya LG Energy Solution (LGES) dalam proyek ekosistem baterai kendaraan listrik nasional yang terintegrasi dipastikan tidak akan mempengaruhi langkah strategis Hyundai di pasar Indonesia.

Termasuk di antaranya, proyek produksi sel baterai Omega LG bersama Hyundai melalui PT Hyundai LG Industri (HLI) Green Power yang bertempat di Karawang New Industry City (KNIC), Jawa Barat. Saat ini, pabrik dimaksud masih memasok komponen baterai.

Hyundai, otomotif, baterai mobil listrik, HLI Green Power, baterai mobil, LG Mundur dari Proyek Baterai Nasional, Hyundai Pastikan HLI Beroperasi

Pabrik baterai kendaraan listrik pertama di Asia Tenggara, PT HLI Green Power. Lokasinya ada di Karawang New Industry City ( KNIC).

"Terkait berita LG, kami sendiri untuk LG dan Hyundai sudah memiliki join venture yang bernama HLI dan hari ini memproduksi bateri cell dan sekarang sudah berjalan sejak Juli 2024," katanya.

"Maka berita ini tidak ada hubungan langsung dari operasional HLI di Indonesia karena HLI sendiri bisa sourcing dari lokasi-lokasi lain, dari pihak-pihak lain," lanjut Hendry.

Dengan begitu, LGES hanya tidak ikut ke dalam konsorsium Titan yang menggarap ekosistem di hulu baterai kendaraan listrik. Sementara lainnya tetap akan beroperasi optimal.

Proyek Titan sendiri merupakan proyek ekosistem baterai kendaraan listrik terintegrasi mulai dari pertambangan nikel, smelter Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF), smelter High Pressure Acid Leaching (HPAL), pabrik prekursor, prekursor katoda, hingga sel baterai, yang berlokasi di Kabupaten Halmahera Timur, Maluku Utara. 

"Sampai saat ini HLI membroduksi baterai cell pack yang digunakan oleh PT HMMI untuk di assamble ke unit kami terutama Hyundai Kona. Sampai sekarang masih beroperasi seperti biasa," ucap Hendry.

Untuk diketahui, pada fase pertama, PT HLI menyerap investasi 1,1 miliar dollar AS dan memiliki kapasitas produksi sebesar 10 gigawatt/hour (GWh), terdiri dari 32,6 juta sel baterai yang dapat menghasilkan kurang lebih 150.000 kendaraan listrik. 

“Kita mengikuti demand dari NMC (Nickel Manganese Cobalt) Kona ya. Kalau demand-nya makin tinggi kan berarti produksinya harus meningkat juga. Nah ketika produksi meningkat, kebutuhan kami juga meningkat. Nah itu kami harapkan supaya hilirisasi benar-benar terjadi,” ujar dia.