Kalista Pamer Solusi Menyeluruh untuk Kendaraan Listrik di PEVS 2025

– Kalista terus mendorong penetrasi kendaraan listrik di segmen komersial melalui pendekatan berbasis solusi menyeluruh (end-to-end), termasuk penyediaan armada, infrastruktur pengisian daya, serta sistem pemantauan berbasis IoT.
“Kalista beroperasi sebagai brand agnostik dan fokus pada tiga segmen utama: transportasi perkotaan, logistik, dan pertambangan. Kami hadir memberikan solusi bisnis, bukan hanya armada,” ujar Albert di Jakarta Pusat, (Selasa (29/4/2025).
Dari awal diperkenalkan pertama kali pada Juli 2024 melalui ajang BIAS (Busworld Indonesia Asia Show), Kalista telah menjalin kolaborasi dengan 10 mitra strategis dari sektor kendaraan, distributor, hingga penyedia charging machine. Dalam perhelatan tersebut, booth Kalista dikunjungi lebih dari 40.000 orang.
Selama 2024, Kalista telah melakukan serangkaian uji coba kendaraan di enam kota, termasuk Medan, Bandung, Pekanbaru, Bogor, serta kawasan industri di Balikpapan dan Bekasi. Selain itu, perusahaan juga menjajal performa armadanya di tiga perusahaan yang bergerak di sektor logistik dan pertambangan.
“Sejauh ini kami telah mengoperasikan 92 unit kendaraan listrik komersial, termasuk 26 bus di Jakarta, 60 bus di Medan, dan enam armada logistik di sektor swasta,” kata Albert.
Dari sisi infrastruktur, Kalista juga telah membangun jaringan SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum) sebanyak 207 unit di 109 lokasi di Pulau Jawa dan Bali. SPKLU tersebut ditempatkan di area strategis seperti apartemen, kawasan kuliner, hingga rest area antar kota.
Albert menyebut, total jarak tempuh armada Kalista telah mencapai hampir 4 juta kilometer, yang berdampak pada efisiensi biaya bahan bakar hingga 77 persen dan pengurangan emisi karbon sebesar 51 persen.
“Di 2025, kami melangkah lebih jauh dengan trial bus AKAB selama 30 hari. Total jarak tempuh 17.874 kilometer menghasilkan efisiensi biaya energi hingga 67 persen dan penurunan emisi sebesar 33 persen,” katanya.
Menurut Albert, langkah selanjutnya adalah menjawab tantangan seputar jarak tempuh dan kecemasan pengisian daya (charging anxiety) yang masih menjadi kekhawatiran umum dalam adopsi kendaraan listrik.