Mengenal Thermal Runaway: Bahaya di Balik Kendaraan Listrik

Fenomena ini terjadi ketika suhu baterai meningkat secara drastis akibat reaksi berantai di dalam sel, yang dapat menyebabkan kebakaran atau bahkan ledakan.
— Innovacommunity (@innovacommunity) May 5, 2025
CEO PT Famindo Alfa Spektrum Teknologi, Willy Hadiwijaya, menjelaskan bahwa thermal runaway merupakan kondisi yang timbul sebelum terjadinya kebakaran pada baterai kendaraan listrik.
Menurut Willy, ada beberapa hal yang menjadi penyebab dari kondisi tersebut, mulai dari kerusakan fisik, suhu atau lingkungan, hingga waktu pemakaian.
“Misalnya, ada satu sel (baterai) yang rusak, mulai gembung, seperti kita tahu baterai handphone yang dulu itu gembung-gembung. Nah, itu tetap dihajar, diisi daya terus. Mulailah overcharging di situ, dan bisa terjadi thermal runaway,” ucap Willy kepada Kompas.com pada Senin (5/5/2025).
“BMS sifatnya hanya untuk cut-off. Ketika pemilik smartphone sedang mengisi daya, dan baterai sudah 100 persen, maka otomatis cut-off, langsung berhenti mengisi. Motor dan mobil juga sama seperti itu,” kata Willy.
Namun, pada kenyataannya, beberapa kendaraan listrik saat ini dibekali dengan sistem baterai yang kurang baik, sehingga bisa membuat indikator cut-off tidak berfungsi.
Jika hal ini berlangsung dalam waktu yang lama, maka akan membuat sel baterai rusak dan berujung pada kemungkinan mengalami thermal runaway.
“Jadi, sensor ini bisa membaca anomali pada baterai dan memberikan peringatan jika sampai dinyatakan bermasalah. Contohnya, normal standar harian mungkin dibaca ada learning machine-nya 55 derajat, tapi tiba-tiba melonjak menjadi 60, 61, 62. Kita sebagai pengguna bisa melihat apakah baterai kita sedang panas, tetapi sistem juga bisa mendeteksinya,” kata dia.