Insiden Pelemparan Bus Persik, Pengamat Sebut Klub Tuan Rumah Tak Bisa Lepas Tangan

pelemparan batu bus Persik Kediri, Liga 1 2024-2025, Arema FC, suporter, Akmal Marhali, akmal marhali, Insiden Pelemparan Bus Persik, Pengamat Sebut Klub Tuan Rumah Tak Bisa Lepas Tangan

Wajah sepak bola Indonesia kembali tercoreng dengan terjadinya insiden pelemparan batu bus Persik Kediri seusai laga pekan ke-32 Liga 1 2024-2025 melawan tuan rumah Arema FC di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang, Minggu (11/5/2025) lalu.

Bus yang membawa pemain, pelatih, dan ofisial Persik dilempari oleh sejumlah suporter saat hendak kembali menuju hotel sebelum kembali ke Kediri.

Ia menegaskan pentingnya penerapan sanksi dari dua sudut pandang, salah satunya adalah dari lingkup Football Family yang mengacu pada kode disiplin PSSI.

"Pelaku harus diberikan hukuman dalam lingkup Football Family yang juga sudah ditetapkan dalam Komite Disiplin PSSI. Bahwa, tuan rumah harus memberikan keamanan dan kenyamanan kepada tim tamu saat datang, bermain, dan pulang," ujar pria koordinator Save Our Soccer itu kepada Kompas.com.

"Ketika kemudian terjadi hal-hal yang tidak diinginkan saat pulang karena ada pelemparan maka klub juga harus diberikan sanksi karena tidak bisa menjaga keamanan dan ketertiban dengan memberikan rasa aman dan nyaman kepada tim Persik.

Untuk itu ia juga menggarisbawahi bahwa suporter tidak hanya memiliki hak untuk menonton pertandingan, tetapi juga wajib menjaga ketertiban, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Keolahragaan Nasional No. 11 Tahun 2022.

“Namun jika tidak bisa menjalankan kewajibannya maka berdasarkan undang-undang harus dijatuhkan hukuman baik dalam hal ini hukuman melalui lingkup Football Family atau hukum pidana,” pungkas Akmal Marhali.