Pakai Platform Baleno, Begini Sensasi Nyetir Suzuki Fronx
Suzuki Fronx menggunakan platform serupa dengan Suzuki Baleno. Bagaimana sensasi berkendaranya? Yuk simak!

PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) tak lama lagi akan meluncurkan Suzuki Fronx di pasar Indonesia. Sebelumnya, PT SIS mengajak sejumlah media nasional termasuk Otosia.com untuk menjajal langsung Fronx sebelum sampai ke publik.
Muncul rasa penasaran lebih pada Fronx, sebab ia menggunakan platform yang sama dengan Suzuki Baleno. Hal ini pun dikonfirmasi oleh Yuji Morita selaku Chief Engineer Automobile Line B & C Segment Division Product Planning Suzuki Motor Corporation (SMC).
“Untuk platform (Suzuki Fronx), menggunakan platform yang sama dengan Swift dan Baleno,” ucapnya di Bridgestone Proving Ground, Karawang, Jawa Barat pada Senin (21/4/2025).
Suzuki Indonesia menyediakan empat mobil untuk dicoba, mulai dari tipe GL MT, GL AT, GX MT, dan SGX AT. Sehingga, kami berkesempatan untuk merasakan hampir seluruh varian Suzuki Fronx yang akan dipasarkan di Indonesia.
Lintasan tertutup dengan berbagai tipe belokan, kontur bergelombang, dan jalan lurus yang panjang menjadi area untuk merasakan seluruh potensi yang dimiliki Suzuki Fronx.
Posisi Berkendara

Suzuki Fronx memiliki kursi tebal dengan busa yang cukup empuk, disertai bantalan ekstra di bagian paha dan pinggang untuk menjaga posisi badan ketika sedang menikung. Bangku ini memiliki pengaturan lengkap termasuk pengatur ketinggian, namun masih secara manual.
Posisi mengemudi Fronx terasa sedikit kurang ergonomis namun tetap nyaman. Hal ini dikarenakan setir atau roda kemudi belum bisa diatur secara teleskopik (maju/mundur), hanya tersedia tilt (naik/turun) saja.
Penggunaan platform dari Suzuki Baleno sangat terasa ketika mengemudikan Fronx. Hal ini dikarenakan kaca depan, samping, dan belakang yang terkesan sempit, khas Baleno. Meski tidak sampai taraf mengganggu, kaca sempit tersebut tidak dapat memberikan rasa lapang di dalam kabin.
Baris belakang Suzuki Fronx cukup menyenangkan. Reporter Otosia.com yang melakukan pengujian memiliki tinggi badan 178cm dan tidak memiliki masalah ruang kaki. Sementara, ruang kepala hanya menyisakan sekitar 3-4cm saja.
Andalkan Mesin 1.500cc Hybrid

Suzuki Fronx di Indonesia dibekali pilihan mesin hybrid berkode K15C berkapasitas 1.462cc 4-silinder yang mampu menghasilkan tenaga 100,6 PS @6.000rpm dan torsi 135 Nm @4.400rpm.
Terdapat pula opsi non-hybrid yakni berkode K15B berkapasitas 1.462cc 4-silinder bertenaga 104,7 PS @6.000rpm dengan torsi puncak 138 Nm @4.400rpm. Kedua mesin tersebut mengalirkan tenaga ke dua roda depan melalui transmisi manual 5-percepatan atau otomatis 6-percepatan (6AT).
Figur tenaga yang dihasilkan dari kedua mesin tidak memberikan perbedaan signifikan dalam pengetesan di lintasan tertutup. Keduanya memberikan respon tenaga positif di putaran mesin bawah hingga menengah, namun tidak agresif. Meski begitu, tenaganya tetap cukup ketika dibutuhkan akselerasi mendadak.

Transmisi otomatis konvensional 6-percepatan (6AT) yang digunakan memberikan sensasi pergantian gigi yang natural dan cukup sigap. Hanya saja, ia tidak dapat menyaingi kehalusan transmisi otomatis CVT yang dipakai mayoritas rival di segmennya.
Sementara, transmisi manual yang ada pada Suzuki Fronx pun terbilang nyaman untuk digunakan. Kopling empuk dan perpindahan tuas transmisi yang presisi tidak mengintimidasi pengemudi, sehingga masih cocok digunakan sehari-hari di lalu lintas padat. Rasio pada gigi pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya pun terasa dirancang untuk mengemudi dalam kota.
Asik Menikung dan Tetap Nyaman

Racikan suspensi yang diaplikasikan pada Suzuki Fronx nampaknya dirancang untuk memberikan kenyamanan, namun tetap gesit untuk bermanuver. Tikungan memutar dengan kecepatan 60km/h tidak memberikan gejala understeer maupun oversteer. Ia mampu diarahkan dengan pasti, tetap memiliki gejala limbung (body roll) namun masih dalam batas toleransi.
Melibas permukaan jalan bergelombang, suspensi Fronx mampu meredam guncangan dengan compression dan rebound yang terbilang pas. Ia tidak tidak keras namun tetap stabil, cenderung empuk tanpa ayunan berlebih.
Kami menemukan kekurangan minor pada sektor pengereman. Ia tetap pakem dan mampu mengentikan mobil. Namun, perlu injakan lebih pada pedal untuk mencapai titik gigitan rem yang diinginkan, terutama ketika sedang di kecepatan tinggi.
Pengujian Suzuki Safety Support

Suzuki Fronx menjadi model pertama Suzuki yang membawa teknologi Suzuki Safety Support (SSS) ke Indonesia. Sistem ini merupakan Advanced Driving Assistance System (ADAS) yang menyediakan ragam bantuan dan asistensi selama mengemudi.
Pada kesempatan ini, kami menguji Adaptive Cruise Control (ACC) yang bisa aktif hingga berhenti dengan jarak yang sudah ditentukan. Kelebihan dari ACC ini adalah mampu melakukan akselerasi dan deselerasi secara halus, sehingga memberikan rasa nyaman dan tenang bagi pengemudi.
Kemudian, ACC tersebut dapat dikombinasikan dengan Lane Keeping Assist (LKA) untuk membaca marka jalan, sehingga sistem akan memposisikan mobil tetap di tengah lajur. Teknologi LKA pada Fronx bisa tetap aktif di tikungan tajam seperti jalur keluar tol.

Lane Departure Warning (LDW) dan Lane Departure Prevention (LDP) akan memberikan sinyal ketika mobil secara halus menginjak marka jalan tanpa menyalakan sein. Peringatan awal berupa simbol di panel instrumen dan suara. Apabila pengemudi tak merespon, sistem akan memberikan input ke stir untuk mengembalikan mobil ke tengah lajur.
Adapun fitur SSS lain seperti Dual Sensor Brake Support II (DSBS II), High Beam Assist (HBA) Blind Spot Monitor (BSM), Rear Cross Traffic Alert (RCTA), Vehicle Swaying Warning (VSW), dan kamera 360 derajat.
Kesimpulan
Suzuki Fronx hadir untuk memberikan gebrakan baru di segmen small SUV. Ia hadir dengan mesin hybrid sebagai yang pertama di kelasnya, desain eksterior coupe, serta desain ke arah elegan.
Rasa berkendara yang ditawarkan pun tidak mengecewakan, ia memiliki nilai tambah seperti penggunaan transmisi otomatis konvensional yang lebih natural, suspensi cenderung nyaman, serta teknologi Suzuki Safety Support yang dapat diandalkan.
Meski begitu, ia tetap memiliki sejumlah kelemahan dibandingkan rivalnya, yaitu respon mesin terasa jauh di bawah pesaingnya dengan mesin 1.000cc turbocharged dan suasana kabin Fronx tidak terasa lapang imbas kaca yang sempit.
Terlepas dari kekurangan minor yang dimilikinya, Suzuki Fronx nampaknya mampu memberikan perlawanan kuat di kelas small SUV. Khususnya dalam hal desain, kualitas material, dan kenyamanan berkendara.