Bulan Dzulhijjah, Waktu yang Baik untuk Menikah?

Dzulhijjah, menikah, Dzulhijjah 2025, menikah di bulan haji, bolehkah menikah di bulan haji, keutamaan menikah di bulan haji, menikah bulan haji, mengapa menikah di bulan haji, menikah di bulan dzulhijjah, menikah di bulan dzulhijjah menurut jawa, Bulan Dzulhijjah, Waktu yang Baik untuk Menikah?

Bulan Dzulhijjah atau yang dikenal sebagai bulan Besar dalam tradisi masyarakat Jawa merupakan salah satu dari empat bulan haram dalam Islam.

Keistimewaan bulan ini tidak hanya tercermin dalam ibadah haji dan Idul adha, tetapi juga dalam tradisi pernikahan yang diyakini membawa keberkahan dan kebahagiaan.

Dalam Islam, terdapat empat bulan yang dikenal sebagai asyhurul hurum atau bulan-bulan haram, yaitu Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab.

Disebut “haram” karena pada bulan ini umat Islam dilarang melakukan tindakan kekerasan atau peperangan, serta dianjurkan menjauhi segala bentuk perbuatan keji dan dosa.

Hal ini ditegaskan dalam firman Allah Subhanahu wa ta'ala:

“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang bertakwa.”

(QS. At-Taubah: 36)

Menurut ulama tafsir terkemuka Ibnu Katsir dalam Tafsir Al-Qur'an Al-Azhim, Allah mengistimewakan empat bulan ini dengan menjadikannya suci. Dosa-dosa yang dilakukan dalam bulan haram dilipatgandakan beratnya, sementara amal saleh mendapatkan ganjaran yang lebih besar.

Keutamaan Bulan Dzulhijjah dalam Tradisi dan Syariat

Bulan Dzulhijjah memiliki keistimewaan ganda: pertama, karena termasuk dalam bulan haram; kedua, karena di dalamnya terdapat ibadah haji dan hari raya Iduladha yang agung.

Dalam tradisi Islam di Nusantara, khususnya masyarakat Jawa, bulan Dzulhijjah atau bulan Besar kerap dipilih sebagai waktu yang baik untuk melangsungkan pernikahan.

Tradisi ini sudah berlangsung lama dan menjadi bagian dari kearifan lokal yang berpadu dengan nilai-nilai keislaman.

Dalam kitab tradisional Jawa, Betaljemur Adammakna, disebutkan:

"Ala beciking sasi kanggo ijabing panganten. Besar: sugih, nemu suka harja."

(Artinya: Bulan yang baik untuk pernikahan. Bulan Besar: membawa kekayaan dan kebahagiaan.)

Berdasarkan kepercayaan ini, menikah di bulan Dzulhijjah diyakini membawa dua keberuntungan sekaligus, yakni kekayaan dan kebahagiaan dalam rumah tangga.

Pernikahan di Bulan Dzulhijjah Menurut Pandangan Islam

Secara syariat, tidak ada ketentuan khusus mengenai waktu ideal untuk menikah. Islam tidak menetapkan bulan tertentu sebagai bulan baik atau buruk dalam urusan pernikahan.

Hal ini ditegaskan oleh KH Yahya Zainul Ma'arif atau Buya Yahya, pengasuh Pondok Pesantren Al Bahjah Cirebon.

"Segala kebaikan dilakukan kapan saja, selama tidak ada larangan khusus, seperti pernikahan boleh kapan saja," ujar Buya Yahya.

Maka, meskipun tidak diwajibkan, menikah di bulan Dzulhijjah tetap dinilai baik karena bertepatan dengan bulan yang mulia.

Bahkan Rasulullah SAW sendiri pernah menikahi Sayyidah Aisyah di bulan Syawal sebagai bentuk penolakan terhadap kepercayaan masyarakat saat itu yang menganggap bulan tersebut membawa kesialan.

Anjuran Memperbanyak Ibadah di Bulan Haram

Selain pernikahan, bulan Dzulhijjah juga menjadi momentum bagi umat Islam untuk memperbanyak amal ibadah.

Sebagaimana bulan-bulan haram lainnya, umat dianjurkan untuk meningkatkan kualitas ibadah wajib dan sunnah serta menjauhi maksiat yang dapat mencemari kemuliaan bulan ini.

Beberapa ibadah yang dianjurkan di bulan Dzulhijjah antara lain:

  • Puasa sunnah, khususnya puasa Arafah pada 9 Dzulhijjah
  • Berkurban saat Iduladha
  • Bertakbir dan berdzikir
  • Menunaikan ibadah haji bagi yang mampu
  • Bersedekah dan memperbanyak amal kebajikan lainnya

Bulan Dzulhijjah adalah bulan yang penuh keberkahan dan kemuliaan. Sebagai salah satu dari empat bulan haram, umat Islam sangat dianjurkan untuk memanfaatkannya dengan memperbanyak ibadah dan amal saleh.

Termasuk di dalamnya, melangsungkan pernikahan di bulan Dzulhijjah bukan hanya diperbolehkan, tetapi diyakini membawa berkah dan kebaikan bagi kehidupan rumah tangga.