Perang Israel-Iran Ganggu Sentimen Pasar, IHSG Berpeluang kembali Terpuruk

Perang Israel-Iran Ganggu Sentimen Pasar, IHSG Berpeluang kembali Terpuruk

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang terus bergerak melemah pada perdagangan Senin (16/06) imbas dari semakin tingginya konflik di Timur Tengah.

Serangan Israel atas Iran yang kemudian dibalas Iran pada pekan lalu telah memicu kenaikan harga minyak mentah hampir 7 persen akibat kekhawatiran gangguan pasokan dari kawasan Timur Tengah.

"Secara teknikal, diperkirakan IHSG berpotensi melanjutkan koreksi dan menguji level MA200 di sekitar 7.132 hingga level support di 7.100," kata Analis Phintraco Sekuritas Ratna Lim, kepada media di Jakarta, Senin (16/6).

Menurut dia, saat ini pelaku pasar masih mencermati terkait meningkatnya eskalasi tensi geopolitik di kawasan Timur Tengah, serta kebijakan moneter dari berbagai bank sentral di beberapa negara.

Kenaikan harga minyak mentah telah mendorong kenaikan harga energi yang dapat berakibat pada kembali meningkatnya laju inflasi, sehingga US 10-year Bond Yield naik 5 bps menjadi 4,41 persen.

Pada perdagangan Jumat (13/06), bursa saham Eropa kompak bergerak melemah, diantaranya indeks FTSE 100 Inggris melemah 0,39 persen, Euro Stoxx 50 melemah 1,31 persen, indeks DAX Jerman turun 1,07 persen, dan index CAC Prancis turun 1,04 persen.

Bursa saham AS di Wall Street juga kompak melemah pada perdagangan Jumat (13/06), setelah serangan Israel ke Iran yang meningkatkan ketidakpastian ekonomi dan politik serta memicu lonjakan harga energi.

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 769,83 poin atau 1,79 persen, berakhir di 42.197,79. Indeks S&P 500 jatuh 1,13 persen dan ditutup di 5.976,97, sementara Nasdaq Composite melemah 1,30 persen dan berakhir di 19.406,83.

Terakhir, Ratna menyoroti batas jeda waktu 90 hari pada berbagai tarif Trump yang akan berakhir pada 8 Juli. "Perkembangan negosiasi dagang kemungkinan akan terus membuat pelaku pasar waspada," tandas pengamat pasar modal itu, dikutip Antara. (*)