Rudal Hipersonik Iran Hantam Israel, Apa yang Membuatnya Begitu Mematikan?

Rudal Hipersonik Iran Hantam Israel, Apa yang Membuatnya Begitu Mematikan?

Iran menggunakan rudal balistik hipersonik untuk membalas serangan Israel. Rudal itu menyerang kota Tel Aviv dan Haifa sepanjang Sabtu (15/6) dan Minggu (16/6).

Fattah, nama rudal hipersonik terbaru Iran yang diklaim mampu menembus sistem pertahanan canggih milik negara-negara Barat dan Israel.

Menurut Aljazeera.com, Rudal hipersonik Iran sebenarnya telah diumumkan oleh Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) pertama kali pada November lalu. Namun, rudal tersebut baru digunakan dalam eskalasi perang Iran vs Israel terkini.

Apa Itu Rudal Hipersonik?

"Rudal hipersonik adalah senjata super cepat yang bisa melesat lebih dari Mach 5—lima kali kecepatan suara. Keunggulannya terletak pada kemampuannya bermanuver di tengah penerbangan, membuatnya sangat sulit dilacak atau dihancurkan oleh sistem pertahanan udara," tulis newsweek.com.

Berbeda dengan Intercontinental Ballistic Missiles/Rudal Balistik Antar Benua (ICBM) yang terbang dengan lintasan balistik tinggi dan minim manuver, rudal hipersonik bisa mengubah arah secara acak setelah memasuki atmosfer Bumi.

Itu sebabnya, radar konvensional kesulitan mendeteksinya.

Sementara ICBM dirancang untuk menghantam target antar benua dengan jangkauan lebih dari 5.500 km. Artinya, penggunaannya lebih cocok untuk target regional.

Sementara Rudal hipersonik memiliki jangkauan 1.400 km (sekitar 870 mil) dan mampu melesat hingga kecepatan Mach 15, setara dengan 5,1 kilometer atau 3,2 mil per detik.

Kecepatan yang membuatnya sangat sulit dilacak atau dihadang sistem pertahanan udara manapun.

Kekhawatiran Israel terhadap Rudal Hipersonik Iran

Kecepatan bukan satu-satunya keunggulan rudal hipersonik. Setelah kembali ke atmosfer, rudal ini dapat membuat rute baru yang tak terduga.

Dengan demikian, rudal ini pun sulit diantisipasi sistem pertahanan udara Israel (Iron Dome).

Namun, teknologi ini masih menyimpan sejumlah masalah. Gesekan udara pada kecepatan tinggi menghasilkan suhu ekstrem dan partikel panas super yang menyulitkan komunikasi radio selama penerbangan.

Di dunia, baru sedikit negara yang punya rudal hipersonik.

Rusia dan China sudah memamerkan berbagai jenis senjata hipersonik. Rusia bahkan diyakini telah mengujinya dalam pertempuran.

Amerika Serikat juga terus mengembangkan rudal serupa meski masih tertinggal dibanding dua pesaingnya itu.

Dengan penggunaan rudal hipersonik, kekuatan Iran kini diperhitungkan Israel.

Selain itu, rudal hipersonik juga punya potensi membawa hulu ledak nuklir atau konvensional, memaksa Israel meminta bantuan internasional untuk mencegah kemungkinan serangan tersebut. (dru)