Muhammadiyah Pakai Kalender Hijriah Global Tunggal: Umat Terlalu Lama Pecah karena Beda Tanggal Hari Besar

Muhammadiyah, Kalender Hijriah Global Tunggal, Haedar Nashir, hari besar keagamaan, Muhammadiyah Pakai Kalender Hijriah Global Tunggal: Umat Terlalu Lama Pecah karena Beda Tanggal Hari Besar

Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah secara resmi meluncurkan Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT) dalam sebuah seremoni bersejarah yang berlangsung di Convention Hall Masjid Walidah Dahlan, Universitas Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta, Rabu (24/6/2025).

Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, menyebut peluncuran KHGT sebagai momentum penting untuk menegaskan peran dan posisi Muhammadiyah di tengah globalisasi.

"Hari ini adalah hari bersejarah. Muhammadiyah menghadirkan Kalender Hijriah Global Tunggal untuk menegaskan peran dan posisinya di tengah arus globalisasi yang tak terelakkan," ujar Haedar dikutip dari Antara.

KHGT adalah sistem penanggalan Islam berbasis astronomi yang bersifat global, ilmiah, dan seragam.

Ia mengusung prinsip satu hari satu tanggal untuk seluruh dunia dan memandang seluruh permukaan bumi sebagai satu zona waktu (matlak) dalam menetapkan awal bulan Hijriah.

Apa Tujuan dari Kalender Ini?

Haedar Nashir menjelaskan bahwa KHGT lahir dari kebutuhan untuk mewujudkan kesatuan umat Islam dalam waktu.

Menurutnya, sejarah Islam membuktikan kemampuan agama ini menembus batas geografis. Namun, hingga kini, umat Islam masih terpecah dalam penetapan hari besar keagamaan.

"KHGT adalah keniscayaan mutlak untuk mewujudkan persatuan dunia Islam. Ini adalah langkah maju untuk membayar utang peradaban yang terlalu lama tertunda," ungkap Haedar.

Ia juga menegaskan bahwa meskipun KHGT memiliki cakupan universal, Muhammadiyah tetap setia pada komitmen kebangsaan.

"Muhammadiyah tidak akan meninggalkan Indonesia sebagai negara bangsa. Sejak sebelum merdeka, kami telah berkhidmat untuk negeri ini," tambahnya.

Bagaimana Proses Kajian KHGT Dilakukan?

Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, Hamim Ilyas, mengungkapkan bahwa KHGT merupakan hasil kajian mendalam yang diputuskan dalam Musyawarah Nasional ke-32 pada Februari 2024.

Sistem ini mengadopsi hasil Muktamar Turki 2016, yang dinilai sesuai dengan syariat Islam dan berbasis pada metodologi ilmiah.

"Dengan mengadopsi KHGT, Muhammadiyah ingin melunasi utang peradaban. Selama 14 abad, belum ada kalender Islam global yang unifikatif," ujar Hamim.

KHGT berlandaskan tiga prinsip utama keseragaman hari dan tanggal global, penggunaan hisab (perhitungan astronomi) untuk akurasi tinggi dan kemampuan prediksi, serta kesatuan matlak sebagai dasar waktu penanggalan Islam.

Gagasan KHGT telah mendapatkan dukungan internasional. Konsep ini diakui oleh Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dalam Deklarasi Jakarta 2008 dan menjadi bagian dari agenda reformasi dunia Islam oleh ICESCO (Islamic World Educational, Scientific and Cultural Organization).