Cara Daftar Working Holiday Visa, Peluang Kerja di Australia, Gaji Capai Rp 300.000 Per Jam

Program Working Holiday Visa (WHV) ke Australia kian diminati oleh anak muda Indonesia.
Selain membuka peluang berlibur, program ini memberikan kesempatan bekerja dengan upah tinggi, bahkan bisa mencapai Rp 300.000 per jam.
Salah satu peserta program WHV asal Pontianak, Merianti, membagikan pengalamannya tinggal dan bekerja di Australia sejak akhir 2023.
Lulusan jurusan Manajemen ini sebelumnya bekerja sebagai customer service di bank selama hampir lima tahun sebelum memutuskan ikut WHV.
“Alasan utamanya tentu karena ekonomi. Tapi selain itu, aku juga punya keinginan kuat untuk merasakan suasana dan budaya yang berbeda, ingin coba hidup di luar zona nyaman dan cari pengalaman baru di luar negeri," ungkap Merianti (30) kepada Kompas.com, Jumat (27/6/2025).
Apa Itu WHV dan Siapa Saja yang Bisa Mendaftar?
Dikutip dari Kedutaan Besar Australia, Work and Holiday Visa (subclass 462) adalah jenis visa yang memungkinkan warga negara Indonesia berusia 18–30 tahun untuk tinggal dan bekerja sementara di Australia selama maksimal 12 bulan.
Program ini dilaksanakan berdasarkan kerja sama antara Indonesia dan Australia untuk tujuan pertukaran budaya.
Pendaftar harus memiliki latar belakang pendidikan tinggi atau setidaknya telah menempuh dua tahun pendidikan di universitas.
Selain itu, kemampuan bahasa Inggris yang dibuktikan melalui sertifikat resmi juga menjadi syarat wajib.
Untuk bisa mendaftar visa WHV, pemohon perlu mengajukan Surat Dukungan untuk Work and Holiday Visa (SDUWHV) dari Direktorat Jenderal Imigrasi Republik Indonesia.
Pengajuan SDUWHV dilakukan secara daring melalui laman resmi sduwhv.imigrasi.go.id.
Dokumen dan Syarat yang Diperlukan
Dikutip dari Direktorat Jenderal Imigrasi, berikut beberapa dokumen yang wajib disiapkan untuk mendaftar WHV:
- Pas foto terbaru ukuran paspor
- Paspor aktif minimal 12 bulan
- Bukti kualifikasi pendidikan
- Sertifikat kemampuan Bahasa Inggris
- Surat keterangan keuangan minimal AUD 5.000 (sekitar Rp 55 juta)
- Surat dukungan dari Ditjen Imigrasi
- Hasil pemeriksaan medis dan rontgen
- Kartu Keluarga
Seluruh dokumen diunggah secara daring dan pengajuan visa dilakukan melalui portal resmi pemerintah Australia, yakni ImmiAccount.
Cara Melamar Kerja di Australia dengan Visa Working Holiday
Setelah visa disetujui, pemegang WHV bebas mencari pekerjaan paruh waktu atau musiman di berbagai sektor seperti restoran, gudang, pertanian, hingga hospitality.
Menurut Merianti, cara paling efektif mencari pekerjaan adalah melalui aplikasi seperti SEEK, INDEED, atau JORA.
Namun, ia menyebut koneksi dan rekomendasi sesama pekerja atau agensi juga sangat membantu.
“Tetap pakai CV, tapi formatnya lebih simple. Cuma berisi data diri, pengalaman kerja, dan kontak. Tanpa perlu foto, ijazah, atau dokumen tambahan seperti di Indonesia. Biasanya CV langsung dikasih ke tempat kerja dalam bentuk kertas, tanpa amplop juga enggak masalah," tutur Merianti.
Gaji dan Kondisi Kerja di Australia
Upah minimum di Australia saat ini mencapai 30,13 AUD per jam atau sekitar Rp 331.430, tergantung jenis pekerjaan. Gaji dibayarkan mingguan atau dua mingguan.
“Di Australia, kedisiplinan itu sangat penting. Kalau sering telat, bisa dianggap enggak bertanggung jawab dan berisiko diberhentikan. Tapi di sisi lain, mereka juga sangat adil. Datang on time, pulang juga on time. Bahkan kalau harus lembur, tetap dibayar sesuai jam kerja. Break time juga wajib diberikan," jelas Merianti.
Ia juga menegaskan bahwa lingkungan kerja di Australia umumnya bebas dari diskriminasi.
“Mereka punya aturan ketat soal bullying dan harassment, jadi siapa pun yang melanggar bisa langsung dilaporkan," ujarnya.
Tips bagi Pemburu Kerja di Australia
Bagi anak muda yang tertarik bekerja di luar negeri, Merianti menyarankan agar aktif mencari informasi.
“Kumpulkan informasi sebanyak mungkin, lalu ikuti prosesnya dengan sabar. Sebab, pada akhirnya ketika sudah berada di luar negeri pun harus bisa melakukan apa-apa secara mandiri," pesan Merianti.
WHV menjadi peluang bagi anak muda Indonesia untuk menambah pengalaman, memperluas jejaring internasional, sekaligus menabung dengan penghasilan yang kompetitif.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul .