Menperin Janji Evaluasi Insentif dan Lanjutkan LCGC

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita berjanji akan melakukan evaluasi terhadap beberapa kebijakan yang telah diberikan pada sektor otomotif sebagai upaya memperkuat daya saing.
Hal tersebut disampaikannya ketika berdiskusi dengan tiga prinsipal otomotif Jepang, yakni Toyota, Daihatsu, dan Suzuki, di sela kunjungannya ke Paviliun Indonesia pada ajang World Expo Osaka 2025, Osaka, Jepang.
“Kami akan mempelajari permintaan tersebut karena prinsipnya kami ingin membangun industri otomotif nasional yang kuat, tetapi juga tetap kompetitif di pasar global,” ujar Agus dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Sabtu (12/7/2025).
Pertemuan Menperin dengan 3 Produsen Otomotif Jepang
Salah satu topik yang dibahas adalah kebijakan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) untuk kendaraan hybrid serta program insentif guna memperkuat daya saing industri di Tanah Air.

Perwakilan pabrikan menilai perlunya relaksasi regulasi TKDN khusus untuk mobil hybrid agar dapat menarik investasi baru sekaligus mempercepat penetrasi kendaraan ramah lingkungan di Indonesia.
Menanggapi hal itu, Agus menyatakan pemerintah terbuka untuk mendiskusikan opsi relaksasi secara selektif dengan tetap menjaga arah kebijakan industrialisasi nasional.
Kemudian dirinya juga mendengarkan keluhan atas terkait penurunan penjualan kendaraan niaga ringan di Indonesia yang pada akhirnya berdampak pada produk andalan seperti Suzuki Carry.
"Pemerintah sedang mengevaluasi berbagai kebijakan untuk merangsang kembali permintaan kendaraan niaga, termasuk melalui pembelian pemerintah daerah dan insentif fiskal untuk UMKM," kata Agus.
Daihatsu memberikan diskon buat Sigra di IIIM 2023. Namun diskon mobil LCGC di kelas low MPV itu kecil terbilang kecil hanya Rp 3 juta.
Ia juga memastikan bahwa program insentif Low Cost Green Car (LCGC) akan terus dilanjutkan hingga tahun 2031. Tujuannya, untuk menjaga keterjangkauan kendaraan bagi masyarakat serta mendukung transisi elektrifikasi secara bertahap.
Sejak diluncurkan pada 2013, program LCGC telah mendorong lahirnya model-model mobil berkapasitas kecil dengan konsumsi bahan bakar lebih efisien dan harga jual di bawah rata-rata mobil penumpang konvensional (Rp 250 juta ke bawah).
Melalui pengenaan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) hanya 3 persen, LCGC membantu meningkatkan kepemilikan kendaraan roda empat di kalangan masyarakat yang sebelumnya hanya mengandalkan kendaraan roda dua.
"Program LCGC terbukti berhasil meningkatkan kepemilikan kendaraan masyarakat dan mendukung industri otomotif nasional. Oleh karena itu, insentif untuk LCGC akan kami lanjutkan hingga 2031,” ucapnya.
Agus pun menegaskan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan prinsipal otomotif di tengah transisi elektrifikasi dan dinamika global.
“Pasar otomotif Indonesia sangat besar dan industri ini menyerap tenaga kerja dalam jumlah signifikan. Ini harus kita jaga bersama agar tidak terjadi guncangan di sektor otomotif,” ujar dia.