Ma’ruf Amin: Mendoakan Penguasa Itu Penting, Mereka Bisa Ubah Banyak Hal

Wakil Presiden ke-13 Republik Indonesia sekaligus Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Ma’ruf Amin, mengingatkan masyarakat untuk tidak ragu dalam mendukung program-program pemerintah selama program tersebut membawa manfaat dan kebaikan bagi rakyat.
Hal ini ia sampaikan dalam sambutannya pada Tasyakuran Milad ke-50 MUI di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Sabtu (26/7/2025) malam.
“Kalau ada program pemerintah yang benar, baik, untuk kepentingan rakyat, tidak usah takut dikatakan menjadi antek pemerintah. Itu harus kita dukung semuanya,” ujar Ma’ruf Amin.
Ia menegaskan bahwa MUI adalah mitra pemerintah yang akan mendukung kebijakan selama kebijakan itu berpihak kepada rakyat.
Program Pemerintah Apa yang Perlu Didukung Masyarakat?
Salah satu program yang dipuji Ma’ruf adalah program perumahan subsidi dari Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP).
Program ini, menurutnya, tidak hanya meringankan masyarakat, tetapi juga memiliki dimensi religius.
“Contoh, perumahan rakyat. Ini program menguntungkan rakyat, memberikan kemudahan. Ini bukan hanya program pemerintah, tetapi juga kewajiban agama dalam rangka Khadimul Ummah,” ujarnya.
Ma’ruf berharap agar masyarakat tidak bersikap skeptis terhadap inisiatif positif pemerintah. Ia menekankan pentingnya peran MUI sebagai mitra jujur dan lurus.
“Tidak tanggung-tanggung, harus kita sokong, sebagai mitra, mitra yang jujur, yang benar. Tapi juga kalau tidak betul, kita luruskan,” ucapnya.
Bagaimana MUI Bisa Memberi Kritik Tanpa Menyakiti?
Ma’ruf mengungkapkan bahwa kritik tetap perlu dalam pemerintahan, tetapi harus disampaikan dengan cara yang santun dan membangun. Ia mengutip pernyataan Presiden bahwa kritik boleh saja, asalkan bukan dalam bentuk nyinyiran.
“Alhamdulillah, Bapak Presiden bilang, saya siap dikritik, asal jangan nyinyir,” kata Ma’ruf.
Menurutnya, MUI seharusnya meluruskan kebijakan yang keliru melalui pendekatan tausiyah, bukan kritik kasar.
“MUI perlu membetulkan kalau tidak misalnya, tapi tidak melalui kritik, tidak nyinyir, melalui tausyiah,” katanya.
Ma’ruf menjelaskan bahwa tausiyah adalah bentuk nasihat dari orang yang mencintai kepada yang dicintai.
“Artinya apa? Kalau MUI memberikan tausyiah kepada pemerintah, artinya MUI mencintai pemerintah,” ungkapnya.
Mengapa Penting untuk Mendoakan Pemerintah?
Dalam kesempatan itu, Ma’ruf juga menekankan pentingnya doa bagi pemerintah. Ia mengisahkan tentang Sayyid Hasan al-Basri, seorang ulama besar yang jika memiliki satu doa yang pasti dikabulkan, ia akan memilih mendoakan penguasa.
“Karena penguasa itu dengan kekuasaannya, dengan tangannya, dia bisa mengubah banyak hal. Memperbaiki banyak hal,” ujar Ma’ruf.
Ma’ruf menyampaikan bahwa doa menjadi wujud nyata dukungan dan cinta kepada pemimpin, karena lewat kebijakannya, mereka bisa membawa kemaslahatan bagi rakyat.
Ia pun mengajak MUI dan masyarakat untuk tidak berhenti mendoakan pemerintah agar terus melakukan hal-hal terbaik bagi rakyat.
Sebagai mitra pemerintah, Ma’ruf menegaskan bahwa MUI harus hadir tidak hanya sebagai pengamat, tetapi juga sebagai pendamping.
Peran tersebut mencakup memberi dukungan pada program yang benar, serta memberi nasihat bila ada kebijakan yang kurang tepat.
Ia menekankan bahwa menjadi mitra pemerintah tidak berarti tunduk secara membabi buta, melainkan tetap kritis dengan cara yang santun dan konstruktif.
“Bahasanya bahasa tausiyah, bukan nyinyir. Bentuknya bisa pernyataan, bisa doa, bisa kegiatan. Yang penting semangatnya adalah cinta dan kepedulian,” pungkas Ma’ruf Amin.
Sebagian artikel ini telah tayang di dengan judul "Dukung Program Pemerintah yang Baik, Ma'ruf Amin: Tak Usah Takut Dikatakan Antek".