Soal Perang Harga Mobil, Toyota Tetap Pede Tidak Akan Ikutan

Toyota Astra Motor sebagai pemegang market share terbesar mengakui tidak melakukan penurunan harga di dalam kompetisi.
Hal tersebut diungkapkan Resha Kusuma Atmaja, GM Marketing Planning Toyota Astra Motor.
“Sampai saat ini kami tidak melakukan penurunan harga,” jelasnya.
Toyota melihat, masyarakat Indonesia dalam membeli mobil merupakan sebuah investasi jangka Panjang.
“Ketika berbicara jangka panjang beli mobil dianggap bukan barang murah. Bagi sebagian besar masyarakat mobil dianggap sebagai barang mewah,” kata Resha.
Maka, dengan asumsi mobil sebagai barang mewah, konsumen akan memberikan pertimbangan apakah mobil bisa bertahan sampai jangka waktu lama.
“Lima tahun ke depan bagaimana ya (harga jualnya, ketersediaan komponen). Hal-hal ini yang jadi pertimbangan masyarakat dalam membeli kendaraan,” jelas Resha.
Karena itu Toyota meng‘inject’ bagaimana memberikan total experience kepada konsumen baik saat membeli, saat memiliki dan saat jual kembali.
Fenomena perang harga menurut Resha terjadi di katagori EV atau kendaraan listrik.
Itu pun, itu pun terlihat kompetisi ini hanya terjadi di kota besar seperti Jakarta.
“Jika kita melihat lebih dalam lagi, di luar Jakarta, bahkan di pulau Jawa sendiri, EV ini masih sangat kecil sekitar 5-6 persen. Pilihan masih hybrid atau ICE. Perkembangan ini yang kita lihat saat ini,” jelas Resha.
Perlu diingat, menurut Resha Toyota tidak menyasar pada 1 area dan segmen saja namun keseluruhan area dimana masyarakat Indonesia berada.
Makanya, Toyota tetap akan memberikan pelayanan yang terbaik baik konsumen.