Benang Layangan di Flyover Cakung Mengancam Leher Pengendara Motor

Bahaya Benang Layangan: Pengalaman Aldo Giovanni Andrean yang Mencemaskan
JAKARTA, KOMPAS.com – Leher terasa panas, perih, dan hampir mengalami kecelakaan;
itulah pengalaman mendebarkan yang dialami Aldo Giovanni Andrean.
Kejadian tersebut terjadi saat motornya melaju di flyover Stasiun Cakung, Jakarta Timur, pada Minggu sore (10/8/2025).
Pemilik akun Instagram @arudophoto ini tiba-tiba tersayat benang layangan yang melintang di jalan, tepat ketika ia merekam perjalanan pulang menuju Babelan.
“Jam 16.45 saya dari arah Stasiun Klender Baru, naik ke flyover Stasiun Cakung. Jalannya lagi sepi, jadi saya ambil footage video dengan kecepatan sekitar 67 Km/jam,” ungkap Aldo kepada Kompas.com, Rabu (13/8/2025).
Pengendara motor di Flyover Cakung tersayat benang layangan saat merekam perjalanan, alami luka di leher dan pakaian robek.
tiba, Aldo merasakan panas dan perih di lehernya.
Dalam sekejap, ia menyadari ada benang layangan yang menghalangi jalannya. “Saya mau berhenti dan sudah injak rem, tapi benangnya keburu putus. Sepertinya benang melintang tanpa nyangkut ke sisi mana pun,” tuturnya.
Meskipun lukanya di leher tidak terlalu dalam, balaclava yang ia kenakan robek dan jaketnya mengalami goresan akibat benang tersebut.
Aldo pun memutuskan untuk melanjutkan perjalanan pulang sebelum memeriksa lukanya di rumah.
Potensi Ancaman Benang Layangan bagi Pengendara
Ilustrasi riding gear (jaket motor)
Aldo mengakui bahwa ia beruntung insiden tersebut tidak berujung fatal.
Benang layangan yang melintang di jalan bisa menjadi ancaman serius bagi pengendara motor, terutama jika terjerat di leher atau wajah.
Insiden semacam ini tidak hanya menimbulkan luka fisik, tetapi juga berpotensi menyebabkan kecelakaan karena pengendara bisa secara refleks mengerem mendadak.
Perlunya Perlengkapan Berkendara yang Memadai
Dalam momen tersebut, Aldo menekankan pentingnya mengenakan perlengkapan berkendara yang sesuai dan lengkap.
Ia menyarankan agar pengendara selalu mengenakan jaket tebal atau jaket riding, sarung tangan, kaus kaki, sepatu, serta helm full face dengan visor.
Lebih jauh, ia mengimbau kepada anak-anak agar tidak bermain layangan di pinggir jalan, dekat flyover, atau rel kereta. “Main di lapangan terbuka yang luas saja. Jangan sampai fokus ngejar layangan sampai nyebrang jalan tanpa lihat sekitar. Itu bisa membahayakan diri sendiri dan pengendara lain,” tegasnya.
Dengan kisah yang dialaminya, Aldo berharap dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya yang bisa ditimbulkan oleh benang layangan, serta pentingnya keselamatan saat berkendara.
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!