Bahaya Laten Macet di Jalan TB Simatupang, Bisa Kena Fisik dan Mental

macet, kelelahan, stres, TB Simatupang, psikologis, Bahaya Laten Macet di Jalan TB Simatupang, Bisa Kena Fisik dan Mental, Tekanan Fisik: Tubuh Lelah dan Rentan Penyakit, Beban Psikologis: Stres, Cemas, dan Mudah Marah, Perilaku Agresif dan Risiko Kecelakaan,  Titik galian di Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Rabu (6/8/2025)., Dampak pada Dunia Kerja, Cara Mengurangi Dampak Kemacetan

Kemacetan di Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, sudah lama menjadi keluhan warga yang beraktivitas di kawasan tersebut.

Jalur yang menghubungkan berbagai titik penting di Jakarta ini kerap dipadati kendaraan, terutama pada jam berangkat dan pulang kerja. Dampaknya tidak hanya menguras waktu, tetapi juga berimbas pada kesehatan fisik, mental, hingga kualitas hidup para pengendara.

Psikolog Anna Surti Ariani bahkan mengaku pernah merasakan langsung frustrasinya terjebak di jalur padat tersebut.

“Wah, saya termasuk korban tuh. Sudah macet, masih juga para pengemudi taksi parkir di dekat stasiun MRT,” ujar Anna kepada Kompas.com, Kamis (14/8/2025).

Tekanan Fisik: Tubuh Lelah dan Rentan Penyakit

Menurut Anna, duduk atau berdiri terlalu lama saat terjebak macet dapat memberi tekanan pada tubuh.

Kondisi ini, bila terjadi berulang, dapat memicu berbagai gangguan kesehatan seperti nyeri punggung, masalah sendi, atau gangguan sirkulasi darah.

Selain itu, tubuh yang lelah akibat kemacetan membuat energi cepat habis sebelum sampai tujuan, sehingga menurunkan produktivitas sepanjang hari.

macet, kelelahan, stres, TB Simatupang, psikologis, Bahaya Laten Macet di Jalan TB Simatupang, Bisa Kena Fisik dan Mental, Tekanan Fisik: Tubuh Lelah dan Rentan Penyakit, Beban Psikologis: Stres, Cemas, dan Mudah Marah, Perilaku Agresif dan Risiko Kecelakaan,  Titik galian di Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Rabu (6/8/2025)., Dampak pada Dunia Kerja, Cara Mengurangi Dampak Kemacetan

Dishub DKI Jakarta terapkan rekayasa lalu lintas di Jalan TB Simatupang hingga Desember 2025 akibat adanya proyek galian sistem pengolahan air limbah.

Beban Psikologis: Stres, Cemas, dan Mudah Marah

Secara mental, kemacetan bisa memunculkan stres (distress) hingga kecemasan. Situasi ini biasanya muncul pada orang yang sedang diburu waktu, misalnya ingin segera sampai rumah atau menghadiri pertemuan penting.

“Orang yang harus cepat sampai rumah jadi tegang, atau harus berangkat lebih pagi padahal masih banyak urusan di rumah,” jelas Anna.

Beban mental ini, apabila dibiarkan, dapat menurunkan daya konsentrasi, membuat emosi tidak stabil, bahkan memengaruhi hubungan dengan orang lain.

“Seringkali orang jadi mudah tersinggung dan marah, yang berdampak pada hubungan dengan orang di sekitarnya,” tambahnya.

Perilaku Agresif dan Risiko Kecelakaan

Kemacetan juga berpotensi memicu perilaku agresif di jalan, seperti mengebut atau menyalip di saat situasi tidak memungkinkan.

Perilaku terburu-buru ini tidak hanya membahayakan diri sendiri, tetapi juga meningkatkan risiko kecelakaan lalu lintas.

Titik galian di Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Rabu (6/8/2025).

Dampak pada Dunia Kerja

Kelelahan fisik dan mental akibat kemacetan dapat menggerus performa kerja. Sulit berkonsentrasi, produktivitas menurun, dan suasana hati yang buruk adalah kombinasi yang berisiko menghambat pencapaian target kerja.

Situasi ini bisa sangat berpengaruh pada kualitas pekerjaan, baik pekerjaan yang sifatnya menguras fisik dan pikiran. 

Cara Mengurangi Dampak Kemacetan

Anna menyarankan beberapa langkah untuk meminimalisir efek buruk kemacetan:

1. Cari alternatif perjalanan

2. Gunakan transportasi umum.

3. Berangkat lebih pagi atau pulang lebih malam.

4. Periksa rute melalui aplikasi peta digital.

5. Pilih bekerja dari rumah (WFH) bila memungkinkan.

6. Adaptasi di Jalan

7. Dengarkan musik atau radio.

8. Bernyanyi atau mengobrol dengan teman perjalanan.

9. Amati pemandangan sekitar untuk mengalihkan perhatian dari rasa jenuh.

10 Lakukan peregangan ringan saat kendaraan berhenti.

Gunakan teknik visualisasi positif, membayangkan hal-hal menyenangkan yang menunggu setelah perjalanan selesai.

“Ingatkan diri, kenapa kita harus menghadapi jalan macet ini. Misalnya demi kehidupan yang lebih baik untuk keluarga,” tutup Anna.

Kemacetan di Jalan TB Simatupang memang sulit dihindari, tetapi dengan strategi yang tepat, pengendara dapat meminimalisir dampak buruknya.

Pada akhirnya, kesabaran dan manajemen diri menjadi kunci utama untuk tetap sehat, aman, dan produktif di tengah padatnya lalu lintas ibu kota.

Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!