Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu Meradang, Tuduh PM Australia Berkhianat

Menteri Israel menuduh rekannya dari Australia telah ‘mengkhianati Israel’ dan meninggalkan komunitas Yahudi di Australia. Pernyataan ini dilontarkan setelah beberapa hari ketegangan yang meningkat antarkedua negara.
Benjamin Netanyahu, pada Selasa (19/8), mengatakan sejarah akan mengingat PM Australia Anthony Albanese sebagai seorang politisi lemah.
Ketegangan kedua pihak bermula saat Australia melarang seorang anggota sayap kanan dari koalisi pemerintahan Netanyahu masuk ke negaranya, Senin (19/8). Sebagai balasan, Israel mencabut visa perwakilan Australia untuk Otoritas Palestina. Menteri Imigrasi Australia Tony Burke mengatakan Netanyahu sedang melampiaskan kemarahan atas keputusan Canberra yang baru-baru ini mengumumkan akan bergabung dengan Inggris, Prancis, dan Kanada dalam mengakui negara Palestina.
“Kekuatan tidak diukur dari berapa banyak orang yang bisa kamu ledakkan atau berapa banyak orang yang bisa kamu biarkan kelaparan,” kata Burke kepada Australian Broadcasting Corporation, Rabu.
Albanese kemudian mengatakan kepada wartawan bahwa ia tidak menangani hal ini secara pribadi. “Aku memperlakukan para pemimpin negara lain dengan hormat, aku berinteraksi dengan mereka secara diplomatis,” ujarnya.
Australia mengumumkan pada awal Agustus bahwa mereka akan mengakui negara Palestina, dengan Albanese saat itu mengatakan bahwa Netanyahu “menolak menghadapi kenyataan” tentang konsekuensi perang terhadap warga sipil tak bersalah.
“Penghentian bantuan yang kita saksikan, lalu hilangnya nyawa di sekitar titik distribusi bantuan, di mana orang-orang yang antre makanan dan air justru kehilangan nyawa, itu sama sekali tidak bisa diterima,” ujarnya.
Palestina saat ini diakui sebagai negara oleh 147 dari 193 negara anggota PBB. Pengumuman Australia datang sekitar dua minggu setelah langkah serupa diambil oleh Inggris, Prancis, dan Kanada.
Sebagai tanggapan, Netanyahu meluncurkan serangan keras terhadap para pemimpin ketiga negara itu, menuduh Sir Keir Starmer, Emmanuel Macron, dan Mark Carney berpihak pada ‘pembunuh massal, pemerkosa, pembunuh bayi, dan penculik.
Lebih dari 62.064 orang telah tewas akibat kampanye militer Israel sejak 7 Oktober 2023, menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas. Israel meluncurkan serangan tersebut sebagai balasan atas serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera 251 orang lainnya.(dwi)