Anjing Liar Gigit 9 Warga Pekanbaru, Distankan Riau: Positif Rabies

Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Distankan) Provinsi Riau memastikan anjing liar yang menggigit sembilan warga di Kota Pekanbaru terinfeksi rabies.
Hasil ini diperoleh setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Labor Veteriner dan Kesehatan Hewan.
“Hasil pemeriksaan anjing di Labor Veteriner dan Kesehatan Hewan menunjukkan anjing tersebut positif rabies,” kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan Distankan Riau, Faralinda Sar, dikutip dari Antara, Senin (25/8/2025).
Penanganan darurat dan posko vaksin rabies
Menindaklanjuti temuan ini, Distankan Riau melakukan langkah darurat dengan penanganan hewan di sekitar lokasi kejadian, yakni Kelurahan Tangkerang Timur, Kecamatan Tenayan Raya.
Selain itu, pemerintah juga telah mendirikan posko vaksinasi anti-rabies di depan Taman Wisata Alam Mayang, Jalan Imam Munandar, Pekanbaru.
Warga dapat membawa hewan peliharaan untuk divaksinasi guna mencegah penyebaran rabies.
“Kami juga membentuk tim kecil yang berkeliling ke rumah-rumah masyarakat yang memiliki Hewan Penular Rabies (HPR), bersama Bhabinkamtibmas dan pihak kelurahan,” ujar Faralinda.
Dia menegaskan, pemilik hewan harus bertanggung jawab dengan memberikan makanan, minuman, dan tempat tinggal yang layak.
Dengan begitu, hewan peliharaan tidak berkeliaran dan menimbulkan bahaya bagi warga.
Kronologi gigitan anjing rabies di Pekanbaru
Kasus ini bermula pada Kamis (21/8/2025), ketika seekor anjing liar berwarna coklat menyerang warga di sejumlah titik di Kelurahan Tangkerang Timur, Kecamatan Tenayan Raya.
Lokasi gigitan antara lain Jalan Kamboja Indah, Mangga Besar 3, Jalan H Imam Munandar depan Toyota Agung, Jalan Singgalang, dan Jalan Sudimoro.
Total ada sembilan korban gigitan, salah satunya masih balita.
Beruntung, seluruh korban diperbolehkan pulang setelah mendapat perawatan medis tanpa ada yang harus dirawat inap.
Sementara itu, anjing liar yang menggigit warga berhasil ditangkap dan dilumpuhkan oleh masyarakat sekitar.
Rabies masih jadi ancaman kesehatan di Indonesia
Dilansir dari Kemenkes, rabies adalah penyakit menular akut yang disebabkan oleh virus rabies.
Penyakit ini menyerang sistem saraf pusat pada manusia maupun hewan berdarah panas seperti anjing, kucing, dan kera.
Penularan umumnya terjadi melalui gigitan atau luka terbuka yang terkena saliva hewan yang terinfeksi.
Hingga April 2023, Kementerian Kesehatan mencatat rabies sebagai salah satu kejadian luar biasa (KLB) di Indonesia, dengan total kematian mencapai 11 orang.
Kondisi ini membuat masyarakat di daerah endemis diminta waspada terhadap potensi penularan rabies.
Gejala rabies pada manusia
Ilustrasi rabies
Menurut pakar kesehatan, terdapat beberapa gejala rabies yang biasanya muncul setelah seseorang digigit hewan penular rabies (HPR).Gejala-gejala tersebut antara lain:
- Demam
- Badan terasa lemas
- Sakit kepala hebat
- Nyeri atau sakit tenggorokan
- Penurunan nafsu makan
- Gangguan tidur atau insomnia
- Kesemutan atau rasa panas di lokasi gigitan
- Muncul fobia tertentu sebelum meninggal, seperti takut air (hydrophobia), takut udara (aerofobia), dan takut cahaya (fotofobia)
Gejala-gejala tersebut umumnya berkembang secara bertahap dan semakin parah bila tidak segera ditangani.
Penyebab kematian akibat rabies
Kasus kematian rabies di Indonesia mayoritas disebabkan oleh dua faktor utama:
- Tidak melakukan pertolongan pertama setelah digigit hewan. Banyak masyarakat menganggap luka kecil atau gigitan tanpa darah bukan masalah serius.
- Tidak segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan. Padahal, rabies hanya bisa dicegah jika pasien mendapatkan penanganan medis secepat mungkin.
Kemenkes mengimbau masyarakat segera melakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan terdekat setelah digigit hewan penular rabies.
Langkah ini penting agar pasien bisa segera mendapatkan vaksin anti-rabies (VAR) dan mencegah virus berkembang di dalam tubuh.
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!