Rawan Pelemahan, Rupiah Dibuka Lesu di Tengah Penantian Suku Bunga The Fed

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diprediksi masih akan bergerak fluktuatif, namun ditutup melemah pada perdagangan hari ini.
Data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atau Jisdor BI mencatat, kurs rupiah berada di level Rp 16.255 per Senin, 25 Agustus 2025. Posisi rupiah itu tercatat menguat 85 poin, dari kurs sebelumnya di level Rp 16.340 per dolar AS pada perdagangan Jumat, 22 Agustus 2025.
Sementara perdagangan di pasar spot pada Selasa, 26 Agustus 2025 hingga pukul 09.15 WIB, rupiah ditransaksikan di level Rp 16.263 per dolar AS. Posisi tersebut melemah 4 poin atau 0,02 persen, dari posisi sebelumnya di level Rp 16.259 per dollar AS.

Ilustrasi mata uang Rupiah.
Pengamat Pasar Uang, Ibrahim mengatakan, hari ini mata uang Garuda bakal terpengaruh faktor eksternal, dengan fokus utama pada penantian akan pengumuman The Fed soal kebijakan suku bunga mereka di September 2025.
Dia berpendapat bahwa mayoritas petinggi The Fed cenderung mempertahankan tingkat suku bunga tinggi guna menghadapi inflasi AS yang masih terjadi.
"Di sisi lain, sektor manufaktur AS justru mengalami kenaikan dan menjadi indikasi penguatan kembali dolar AS," kata Ibrahim, dikutip Selasa, 26 Agustus 2025.
Sementara di dalam negeri, pasar terkena sentimen negatif tambahan bagi rupiah. Hal itu sebagai efek dari kasus korupsi yang menjerat Wakil Menteri Ketenagakerjaan, Immanuel Ebenzer, yang telah menjadi sorotan sejumlah media asing.
Situasi ini menurut Ibrahim telah menimbulkan sedikit kegaduhan, akibat sorotan publik internasional dari maraknya pemberitaan berbagai media asing tersebut.

Wamenaker Immanuel Ebenezer jadi tersangka KPK
Mereka kini justru mencermati stabilitas kabinet Prabowo-Gibran, dan hal ini menurut Ibrahim merupakan sebuah tambahan tekanan yang akan membuat rupiah rawan melemah.
"Rupiah diperkirakan fluktuatif namun akan ditutup melemah di level Rp 16.350 pada perdagangan hari ini," ujarnya.