Motivator hingga Pemberi Beasiswa, 6 Fakta Dwi Hartono yang Diduga Otak Pembunuhan Kacab Bank BUMN

Sosok Dwi Hartono (DH) mendadak jadi sorotan usai ditangkap polisi karena diduga sebagai otak penculikan dan pembunuhan Kepala Cabang (Kacab) Bank BUMN, Mohamad Ilham Pradipta.
Ilham ditemukan tewas dengan kondisi mengenaskan di sebuah persawahan di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Kamis (21/8/2025).
Sebelumnya, video penculikannya di parkiran Pasar Rebo, Jakarta Timur, sempat viral di media sosial.
Dwi Hartono sendiri bukan sosok asing.
Dia dikenal publik sebagai pengusaha sukses, motivator muda, hingga figur yang pernah menyalurkan beasiswa pendidikan bagi korban kekerasan.
Namun kini, citranya runtuh karena dugaan keterlibatan dalam kasus kriminal besar.
Berikut 6 fakta tentang Dwi Hartono
Polisi menyebut Dwi Hartanto diduga sebagai otak pembunuhan Kacab Bank BUMN.
Berikut enam fakta tentang Dwi Hartono:
1. Ditangkap tanpa perlawanan
Dwi Hartono ditangkap bersama dua rekannya, YJ dan AA, di Solo, Jawa Tengah, Sabtu (23/8/2025).
Penangkapan dilakukan tim gabungan dari Polda Metro Jaya, Polrestabes Semarang, dan Polres Demak.
Sementara satu tersangka lain berinisial C diamankan di Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara.
Sebelumnya, empat pelaku penculikan juga telah ditangkap di lokasi berbeda, termasuk di Jakarta Pusat dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
2. Dikenal sebagai pengusaha
Di dunia maya, Dwi Hartono cukup populer dengan nama Klan Hartono.
Dia menulis dirinya sebagai pengusaha properti, perkebunan, trading, pendidikan, e-commerce, fashion, hingga skincare.
Pria kelahiran Lahat, Sumatera Selatan, 6 Oktober 1985 ini sudah merintis usaha sejak kuliah.
Dia pernah membuka warnet, rental PlayStation, coffee shop, hingga warteg.
Bahkan, Dwi juga dikenal sebagai founder dan owner Guruku.com, sebuah platform pendidikan daring.
3. Karier sebagai motivator
Selain berbisnis, Dwi Hartono juga aktif menjadi motivator.
Di akun YouTube dan TikTok miliknya, dia kerap membagikan konten berisi tips bisnis, motivasi hidup, hingga strategi meraih sukses.
Banyak pengikutnya yang mengenal Dwi sebagai figur inspiratif yang kerap mengajarkan semangat pantang menyerah.
4. Punya puluhan ponsel
Dalam interogasi polisi, Dwi Hartono diketahui memiliki lebih dari 20 ponsel.
Fakta ini terungkap dalam video yang beredar, memperkuat dugaan bahwa dia mengatur banyak aktivitas, termasuk komunikasi dengan para tersangka lain.
5. Pernah salurkan beasiswa pendidikan
Dwi Hartono, salah satu tersangka penculikan dan pembunuhan Kacab Bank BUMN di Jakarta.
Di balik kasus kriminal yang menjeratnya, Dwi Hartono juga pernah dikenal karena aksi sosialnya.Bersama pengacara Hotman Paris, dia menyalurkan beasiswa pendidikan untuk seorang siswi SMP di Lampung Utara yang menjadi korban rudapaksa dan penyekapan.
Dwi bahkan berjanji menanggung biaya pendidikan korban hingga jenjang S1, bahkan S2 jika dibutuhkan.
Dia menyebut pendidikan adalah modal penting untuk mengubah masa depan.
“Akan kami dukung sampai selesai S1, bahkan S2 kalau perlu. Pendidikan adalah bekal untuk sukses,” ujar Dwi saat itu.
6. Tinggal di rumah mewah Bogor
Dwi Hartono diketahui tinggal di sebuah rumah mewah di kawasan Kota Wisata, Gunungputri, Kabupaten Bogor.
Bangunan besar bercat putih dengan pagar emas itu kini dikabarkan kosong.
Petugas keamanan setempat menyebut rumah tersebut sudah lama tidak berpenghuni, meski lampu di bagian depan rumah masih menyala.
Dwi Hartono dari motivator ke tersangka
Polisi masih mendalami motif di balik penculikan dan pembunuhan Kacab Bank BUMN.
Sementara itu, publik terkejut karena seseorang yang kerap berbicara tentang pendidikan dan masa depan, justru diduga terlibat dalam aksi kriminal yang merenggut nyawa.
Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul 6 Fakta Sosok Dwi Hartono Diduga Otak Pembunuhan Kacab Bank BUMN.
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!