SPBU Swasta Berkontribui Alihkan Konsumen BBM Subsidi ke Nonsubsidi

Kementerian ESDM terus menyesuaikan kebutuhan impor dari pengelola stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) swasta dengan Pertamina, sebab hal tersebut berkaitan dengan neraca perdagangan Indonesia.
Saat ini, Kementerian ESDM sudah memegang data soal jumlah impor BBM oleh Pertamina dan masing-masing SPBU swasta.
Hal ini terkait sejumlah jaringan SPBU yang dikelola oleh swasta, setidaknya di Jakarta, yang sejak pertengahan Agustus tidak menjual beberapa jenis BBM untuk jangka waktu yang belum dapat ditentukan. Kelangkaan itu terjadi di SPBU swasta yang dikelola oleh Shell dan BP-AKR.
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung mengakui ada perubahan konsumsi yang menyebabkan BBM dari SPBU swasta kian diminati.
“Dari subsidi ke nonsubsidi juga yang menyebabkan ada peningkatan permintaan untuk badan usaha swasta,” kata Yuliot.
Kementerian ESDM mencatat terdapat peralihan (shifting) konsumen, dari bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jadi mengonsumsi BBM nonsubsidi, dengan angka mencapai 1,4 juta kiloliter (KL).
Peralihan pola konsumsi tersebut, juga disebabkan oleh pemberlakuan pembelian Pertalite (BBM bersubsidi) yang menggunakan QR code.
Pemberlakuan QR code untuk pembelian BBM bersubsidi bertujuan agar subsidi yang dialirkan oleh pemerintah menjadi tepat sasaran.