Xiaomi Salip Huawei di Kandang, Jadi Nomor Satu

Xiaomi, smartphone, China, Huawei, Apple, Vivo, Smartphone, vivo, Oppo, huawei, Xiaomi Salip Huawei di Kandang, Jadi Nomor Satu

Menurut analis Canalys, Toby Zhu, performa Xiaomi itu merupakan buah dari sinergi antara ekosistem produk perusahaan dengan strategi distribusi yang dinilai efektif.

"Harga (produk Xiaomi) baik online maupun offline yang konsisten, meyakinkan konsumen melakukan pembelian di bawah skema subsidi," kata Toby Zhu, dikutip KompasTekno dari situs resmi Canalys, Rabu (30/4/2025).

"Portofolionya yang luas mulai dari perangkat wearable, PC hingga AIoT dan mobil listrik, menjadikan produknya layak dan mendorong konsumen melakukan pembelian bundling," oanjut Toby.

Menurut Canalys, kinerja Huawei ini didorong oleh manajemen distribusi yang kuat. Selain itu, Huawei  peluncuran Pura X juga mendorong posisi Huawei yang kian kuat di pasar ponsel lipat.

Di samping itu, vendor smartphone ini mempercepat peluncuran sistem operasi bikinannya, HarmonyOS Next untuk memperkuat lanskap sistem operasi domestiknya serta meningkatkan keunggulan perusahaan dibanding kompetitor.

Oppo membukukan pertumbuhan -3 persen YoY dengan total unit terkirim pada kuartal I-2025 sebanyak 10,6 persen. Kemudian Vivo mengapalkan 10,4 juta unit ponsel, tumbuh 2 persen YoY.

Sementara itu peringkat kelima ditempati oleh Apple dengan 9,2 juta unit iPhone terkirim selama kuartal I-2025 di China. Kinerjanya tercatat menurun -8 persen YoY  karena pada kuartal I-2024 Apple mengirimkan sekitar 10 juta unit ponsel.

  1. Xiaomi - 19 persen
  2. Huawei - 18 persen
  3. Oppo - 15 persen
  4. Vivo - 15 persen
  5. Apple - 13 persen

Tumbuh berkat subsidi dan AI

"Meskipun mendorong sejumlah permintaan penggantian perangkat, kebijakan subsidi cenderung menghasilkan pertumbuhan sementara ketimbang pertumbuhan organik," kata Manajer Riset Canalys, Amber Liu.

Faktor lainnya yang turut berkontribusi meningkatkan pasar smartphone China pada kuartal I-2025 yaitu dukungan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), seperti dari startup AI China, DeepSeek.

Menurut Lucas Zhong, analis di Canalys, peningkatan pesat atas AI dari DeepSeek menghidupkan kembali minat konsumen dan industri akan teknologi tersebut. 

Pada tahun 2024, smartphone dengan AI berkontribusi 22 persen dari total ponsel yang dikirim di China. Jumlah tersebut ditaksir akan naik nyaris dua kali lipat pada tahun ini.

Dalam menghadapi kondisi tersebut, vendor smartphone disarankan memiliki positioning yang berbeda dibanding kompetitor, melalui proposisi produk dan nilai produk, mempertahankan strategi penetapan harga yang terpadu tetapi fleksibel, hingga menguatkan kolaborasi dengan mitra distribusi untuk menangkap peluang pertumbuhan.