Ini Alasan Mobil CVT Tak Boleh Sering Akselerasi Mendadak

— Mobil dengan transmisi CVT (Continuously Variable Transmission) dikenal punya karakter perpindahan tenaga yang halus dan efisien.
Namun, untuk menjaga performanya tetap optimal dan awet, gaya mengemudi mobil CVT tidak bisa disamakan dengan mobil matik konvensional.
Salah satu kebiasaan yang perlu dihindari adalah terlalu sering menginjak pedal gas dalam-dalam secara mendadak atau agresif.
Menurut Lung Lung, pemilik bengkel spesialis Dokter Mobil di Jakarta, sistem CVT dirancang untuk menjaga putaran mesin tetap stabil, bukan untuk menerima beban akselerasi tinggi secara berulang.
“Kalau keseringan diinjak dalam-dalam, belt di dalam CVT bisa cepat aus. Akibatnya, tarikan mobil jadi loyo, timbul suara mendengung, bahkan bisa overheat kalau dibiarkan terus,” kata Lung Lung kepada Kompas.com, Kamis (5/6/2025).
Ia menjelaskan, bahwa pengemudi sebaiknya menginjak pedal gas secara halus dan bertahap agar rasio gear dapat menyesuaikan beban kerja dengan lebih optimal.
Transmisi mobil matik CVT
Selain itu, gaya berkendara stop-and-go yang agresif juga perlu dihindari karena sistem CVT membutuhkan waktu adaptasi dalam proses perpindahan rasio secara linier.
“Gaya berkendara yang kalem justru membuat komponen CVT lebih awet dan menjaga efisiensi BBM tetap optimal,” ujar Lung Lung.
Tak hanya dari sisi teknis mengemudi, perawatan juga memegang peranan penting. Pemilik kendaraan CVT disarankan rutin mengganti oli transmisi sesuai jadwal, yakni tiap 40.000 hingga 50.000 km, tergantung kondisi pemakaian harian.
Mengabaikan jadwal servis bisa mempercepat kerusakan komponen internal seperti pulley dan belt, yang tentunya berujung pada biaya perbaikan yang tak murah.
Dengan memahami karakter CVT dan menghindari gaya mengemudi agresif, pengendara bisa menjaga performa mobil tetap prima dalam jangka panjang.