Ustad Yahya Waloni Meninggal Saat Khutbah Jumat di Makassar

Kabar duka datang dari Kota Makassar, Ustad Yahya Yopie Waloni wafat pada usia 55 tahun usai menyampaikan khutbah Jumat di Masjid Darul Falah, Jalan Aroepala, Minasa Upa, Kelurahan Gunung Sari, Kecamatan Rappocini, Jumat (6/6/2025) siang.
"Usai khutbah kedua, jatuh dan langsung lemas," tutur Yusran Uccang (43), warga Minasa Upa, kepada Tribun.
Peristiwa itu sempat membuat prosesi salat Jumat tertunda.
Ustad Yahya segera dilarikan ke Rumah Sakit Bahagia di Minasa Upa, yang berjarak sekitar 100 meter dari lokasi masjid. Namun nyawanya tidak tertolong.
Wafatnya tokoh kontroversial ini mengejutkan masyarakat, terlebih karena terjadi di tengah suasana perayaan Idul Adha.
Kronologi
Menurut Harfan Jaya Sakti (39), Sekretaris Pengurus Masjid Darul Falah, Ustad Yahya terjatuh sebelum menyampaikan doa penutup khutbah kedua. Ia menjelaskan, dalam rukun khutbah Jumat terdapat dua sesi khutbah.
Khutbah pertama diakhiri dengan doa dan jeda duduk sejenak, kemudian khutbah kedua kembali dilanjutkan dengan penegasan tentang ketakwaan, shalawat, dan intisari khutbah sebelum doa penutup.
"Ustad Waloni terjatuh dan tak sadarkan diri usai duduk di antara dua khutbah. Namun sebelum itu, masih sempat berdiri dan mengingatkan pentingnya bertauhid kepada Allah SWT," ujar Harfan yang juga menyaksikan langsung kejadian tersebut.
Ustad Yahya, yang lahir di Minahasa, diketahui sudah dijadwalkan oleh panitia masjid sebagai khatib Jumat sejak pekan lalu. Pagi harinya, ia memberikan khutbah Idul Adha di sebuah masjid di pusat Kota Makassar. Bersama istrinya, Sitti Mutmainnah (34), Ustad Yahya menginap di Hotel Prima, Jalan Dr. SAM Ratulangi, sekitar 9,7 kilometer dari Masjid Darul Falah.
Sekitar pukul 10.30 WITA, panitia menjemput Ustad Yahya. Ia sempat menyaksikan penyembelihan hewan qurban di halaman timur masjid, sementara sang istri dijamu di rumah salah seorang takmir yang berjarak sekitar 75 meter dari masjid
Pada pukul 11.30 WITA, Ustad Yahya memasuki masjid dan duduk di shaf pertama, membaca surat Al-Kahfi dan berzikir sebelum memulai khutbah.
Detik-Detik Jatuh Usai Khutbah
Khutbah Jumat dimulai pukul 12.05 WITA setelah azan. Harfan menuturkan bahwa tema khutbah Ustad Yahya berkisar pada kekuatan iman, menyoroti ujian Nabi Ibrahim yang diperintahkan menyembelih putranya Ismail sebagai bukti ketaatan individu, keluarga, dan umat Muslim. Khutbah berlangsung sekitar 15 menit dengan jamaah memadati ruangan utama hingga lantai dua.
"Saya berada di lantai dua dan bisa menyimak pesan-pesan beliau dengan jelas," kata Prof. Dr. Syahruddin Usman (61), guru besar Tarbiyah UIN sekaligus jamaah.
Setelah khutbah pertama selesai pukul 12.25 WITA, Ustaz Yahya kembali berdiri untuk menyampaikan khutbah kedua tanpa teks. Namun, sebelum membacakan doa penutup, ia tiba-tiba memegang dada dan terjatuh di mimbar.
"Saya kira beliau mau minum, tapi tiba-tiba terduduk. Jamaah shaf depan panik. Imam dan pengurus langsung berlari ke depan," ujar Harfan.
Mata Ustaz Yahya sempat terbuka, tetapi Harfan menduga beliau sudah dalam kondisi sakratul maut. Ustaz Yahya tidak sadarkan diri, dan shalat Jumat pun terhenti sejenak.
Evakuasi dan Kabar Wafat
Tubuh Ustad Yahya kemudian diangkat dan dibawa ke RS Klinik Bahagia Minasa Upa yang berjarak sekitar 100 meter dari masjid. "Beliau sudah tidak sadar saat dibawa. Kami tidak tahu apakah meninggal di masjid atau di UGD," ungkap Harfan.
Evakuasi berlangsung sekitar pukul 12.35 WITA. Shalat Jumat dilanjutkan kembali pada pukul 13.46 WITA setelah panitia dan jamaah yang mengantar pulang dari klinik kembali ke masjid. Sekitar pukul 14.00 WITA, jamaah bubar dan kabar wafatnya Ustaz Yahya mulai tersebar luas di masjid.
Perjalanan Hidup dan Latar Belakang
Yahya Waloni lahir di Manado, Sulawesi Utara, pada 30 November 1970, dengan nama lengkap Yahya Yopie Waloni. Ia berasal dari keluarga berdarah Minahasa yang dikenal taat dalam menjalankan ajaran Kristen.
Sebelum memeluk Islam, ia pernah menjabat sebagai tokoh agama dalam struktur Badan Pengelola Am Sinode GKI di Tanah Papua, khususnya di wilayah VI Sorong-Kaimana. Ia juga pernah menjadi Ketua sekaligus Rektor Sekolah Tinggi Theologia (STT) Calvinis Ebenhaezer di Sorong dari tahun 1997 hingga 2004.
Setelah itu, Yahya pindah ke Balikpapan dan sempat mengajar sebagai dosen di Universitas Balikpapan (Uniba) hingga 2006. Perjalanan spiritualnya berlanjut ketika ia hijrah ke Tolitoli, Sulawesi Tengah.
Di sana, ia mengucapkan dua kalimat syahadat di bawah bimbingan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) setempat.
Kontroversi dan Kasus Hukum
Nama Yahya Waloni cukup sering mencuat di publik karena pernyataan-pernyataannya yang kontroversial. Ia bahkan sempat dijuluki "Ustad Pansos" oleh aktivis media sosial Denny Siregar.
Pada 26 Agustus 2021, Yahya ditangkap di kediamannya di kawasan Cibubur, Jakarta Timur. Penangkapannya terkait ceramah yang dinilai menyinggung umat agama lain, khususnya ketika ia menyebut kitab Injil sebagai "fiktif" atau palsu.
Ucapan itu dianggap sebagai ujaran kebencian yang bermuatan SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan).
Akibat ceramah tersebut, ia dijerat dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE), khususnya Pasal 45A juncto Pasal 28 ayat (1). Selain itu, ia juga dikenai pasal 156a KUHP terkait penodaan agama.
Artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com dengan judul BREAKING NEWS: Ustad Yahya Waloni Meninggal Usai Khutbah Jumat di Masjid Minasa Upa