Kerja Sama Militer AS-Qatar di Balik Pangkalan Udara Al Udeid

Pangkalan Udara Al Udeid yang menjadi markas militer Amerika Serikat (AS) di Qatar diserang oleh Iran pada Senin (23/6/2025).
Pangkalan militer terbesar AS di Timur Tengah itu adalah hasil kerja sama strategis antara AS dan Qatar.
Dikutip dari laman resmi Departermen Luar Negeri AS, Qatar adalah bagian dari Sekutu Utama non-NATO (Major Non-NATO Ally) AS.
Keputusan tersebut disahkan oleh mantan presiden AS Joe Biden pada 31 Januari 2022.
Qatar pun menjadi Sekutu Utama Non-NATO AS yang ketiga di kawasan teluk, setelah Bahrain dan Kuwait.
Perdagangan senjata AS-Qatar
Status sebagai Sekutu Utama non-NATO menghasilkan sejumlah keuntungan bagi Qatar, antara lain akses ke teknologi militer AS dan perdagangan senjata antar-kedua negara.
Per 2025, nilai jual-beli barang dan jasa militer antara AS dan Qatar mencapai 26 juta dollar AS.
Nilai tersebut menjadikan Qatar mitra dagang terbesar kedua AS dalam sistem Penjualan Militer Asing (Foreign Military Sales/FMS).
Alat yang dijual-belikan AS dan Qatar via sistem FMS antara lain:
- Sistem Pertahanan Udara & Rudal Terpadu
- Sistem rudal jarak jauh Patriot
- Radar peringatan dini AN/FPS-132
- Pesawat tempur F-15Q
- Helikopter serang AH-64E Apache
Bagi AS, Qatar adalah sekutu strategis di bidang pertahanan dan keamanan, khususnya untuk menjaga stabilitas di Timur Tengah.
Profil Al Udeid, Markas Komando Militer AS di Timur Tengah
Iran serang pangkalan militer AS di Qatar pada Senin (23/6/2025) malam sebagai respons karena AS serang Iran.
Diketahui pangkalan udara Al Udeid dibangun pada 1996 untuk dijadikan markas terdepan bagi Komando Pusat AS.Melalui pangkalan ini Komando Pusat AS mengarahkan operasi militer di wilayah Mesir bagian barat hingga Kazakhstan bagian timur.
Berada di lahan seluas 24 hektar, Pangkalan Al Udeid terletak di luar ibu kota Doha, sekitar 190 kilometer selatan Iran.
Pangkalan yang dapat menampung sekitar 10.000 tantara itu turut memainkan peran dalam kampanye udara di Irak dan Afghanistan, juga dalam misi evakuasi Kabul pada 2021.
Pada awal 2024, AS dan Qatar mencapai kesepakatan untuk memperpanjang masa kehadiran militer AS di pangkalan Al Udeid selama sepuluh tahun ke depan.