Kurikulum Baru untuk Bidan Diluncurkan, Kado untuk Hari Bidan Nasional 2025

Kurikulum Baru untuk Bidan Diluncurkan, Kado untuk Hari Bidan Nasional 2025

Setiap 24 Juni, Indonesia memperingati Hari Bidan Nasional, momen penting untuk mengenang jasa bidan sebagai garda terdepan kesehatan ibu dan anak.

Sejak lahirnya Ikatan Bidan Indonesia (IBI) pada 24 Juni 1951, para bidan telah menjadi bagian penting dari pembangunan kesehatan di negeri ini, dari desa terpencil hingga kota besar.

Bidan bukan sekadar profesi. Mereka adalah penjaga kehidupan sejak masa kehamilan hingga tumbuh kembang anak. Dedikasi mereka tetap tak tergoyahkan, meski harus menghadapi medan sulit dan fasilitas minim.

Tahun ini, peringatan Hari Bidan Nasional ke-74 dirayakan dengan peluncuran Kerangka Kurikulum Pendidikan Kebidanan Indonesia oleh Kolegium Kebidanan dan Konsil Kesehatan Indonesia (KKI), Kamis (19/6). Program ini didukung UNFPA dan Kedutaan Kanada.

Menurut Ketua KKI drg. Arianti Anaya, MKM, kurikulum baru ini bukan dokumen kaku.

“Harus terus dikembangkan agar relevan dengan zaman,” ujarnya, seperti dikutip dalam rilis Kementerian Kesehatan.

Tujuannya membentuk bidan yang bukan cuma cakap klinis, tapi juga komunikatif, etis, dan adaptif.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menambahkan bahwa bidan memegang peran strategis dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi.

Ia menyoroti empat fokus utama: entri data rapi, kompetensi berstandar global, rujukan cepat, dan perluasan peran bidan sejak pra-kehamilan.

“Kalau kita mau memperbaiki agar profesi bidan lebih bagus dan wewenangnya lebih banyak, maka semua sistem harus berbasis data dan sistem yang solid,” tegas Menkes Budi.

Dengan begitu, bidan bukan hanya penolong persalinan, tapi pendamping tumbuh kembang anak.

Selamat Hari Bidan Nasional 2025! Terima kasih untuk segala dedikasi para bidan demi masa depan generasi emas Indonesia. (*)