Apakah Inreyen Masih Berlaku pada Sepeda Motor Baru?

sepeda motor, inreyen, Inreyen, sepeda motor baru, inreyen sepeda baru, inrayen sepeda motor baru, Apakah Inreyen Masih Berlaku pada Sepeda Motor Baru?

Saat membeli sepeda motor baru, ada satu kebiasaan yang masih sering dilakukan oleh sebagian pemilik kendaraan, yaitu menjalani proses inreyen.

Inreyen selama ini dikenal sebagai tahap penting dalam penggunaan awal kendaraan, di mana pengendara disarankan untuk memperlakukan motor dengan cara khusus demi menjaga performa dan keawetan mesin.

Namun, di tengah kemajuan teknologi dan kualitas material yang semakin bagus, muncul perbedaan pandangan soal pentingnya inreyen pada motor modern.

Lantas, apakah inreyen pada sepeda motor baru masih diperlukan?

sepeda motor, inreyen, Inreyen, sepeda motor baru, inreyen sepeda baru, inrayen sepeda motor baru, Apakah Inreyen Masih Berlaku pada Sepeda Motor Baru?

Komparasi Suzuki V-Strom 250SX dan Honda CRF250 Rally

Victor Assani, 2W Service Area Section Head PT Suzuki Indomobil mengatakan, Inreyen merupakan perlakuan atau pengoperasian secara khusus pada kendaraan baru dengan tujuan agar performa kendaraan bisa maksimal dan awet.

“Mengapa dikatakan sebagai perlakuan khusus? Karena terdapat berbagai ‘ritual larangan’ khususnya sebelum memasuki Km 500 atau bahkan Km 1.000. Misalnya larangan untuk full throttle start maupun akselerasi akselerasi yang berlebihan, termasuk gaya pengereman dan mengangkut beban yang berlebihan atau melarang pembonceng,” ucap Victor kepada Kompas.com, Minggu (6/7/2025).

Victor melanjutkan, kalau dahulu ini hukumya wajib, tapi seiring berjalannya waktu memang terdapat beda pendapat mengenai perlunya inreyen pada motor baru. Ada pihak yang masih mewajibkan dan ada juga yang sudah tidak menganjurkan ‘ritual’ ini.

“Saya sendiri, tidak mewajibkan hal itu. Mengapa? karena teknologi sepeda motor termasuk pada proses produksinya, sudah sangat canggih. Sehingga persoalan-persoalan yang dikhawatirkan sebenarnya sudah tereliminasi,” ucap Victor.

“Misalnya dari sisi kualitas dan kekuatan material, termasuk didalamnya akurasi dimensi komponen, clearance antar komponen sudah sangat presisi, belum lagi pada kualitas pelumas. Sehingga walaupun harus ada proses adaptasi atau penyesuaian atau inreyen saya rasa sudah cukup pada saat drum test maupun dyno test,” lanjutnya.

Meski begitu, Victor mengatakan, penggunaan kendaraan secara berlebihan atau ekstrem tetap akan berdampak pada penurunan performa, mempercepat keausan komponen, dan meningkatkan risiko kecelakaan.

“Jadi soal gaya dan kebiasaan yang baik dan normal berkendara jangan hanya terfokus pada awal-awal kendaraan kita baru saja, tapi ya selama kita memiliki kendaraan dan menginginkan kendaraan kita tetap memiliki performa yang bagus dan awet,” ucap Victor.