Cara Mengenali Beras Layak Konsumsi, Cek Warna, Bau, hingga Kandungan Kimia

Beras, beras, beras berkualitas, Beras berkualitas, beras oplosan, ciri-ciri beras oplosan, beras layak konsumi, ciri ciri beras tak layak konsumsi, Cara Mengenali Beras Layak Konsumsi, Cek Warna, Bau, hingga Kandungan Kimia

— Beras merupakan bahan pangan pokok masyarakat Indonesia. Namun, tidak semua beras yang beredar di pasaran layak untuk dikonsumsi.

Masyarakat perlu mengetahui cara sederhana hingga ilmiah untuk mengidentifikasi kualitas beras yang aman dan bebas dari zat berbahaya.

Menurut pedoman keamanan pangan, beras yang layak konsumsi adalah beras yang tidak mengandung zat berbahaya seperti logam berat, residu pestisida, maupun tambahan bahan kimia seperti pemutih, pelicin, atau pewangi.

Selain itu, kualitas fisik beras juga menjadi indikator penting. Semakin tinggi kandungan butir patah, menir, kapur, dan butir cemaran lainnya, maka mutu beras dinilai rendah.

Meski demikian, beras tersebut masih tergolong aman asalkan telah melalui proses sortasi sebelum dimasak.

Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!
Kompas.id
Beras, beras, beras berkualitas, Beras berkualitas, beras oplosan, ciri-ciri beras oplosan, beras layak konsumi, ciri ciri beras tak layak konsumsi, Cara Mengenali Beras Layak Konsumsi, Cek Warna, Bau, hingga Kandungan Kimia

“Biasanya, beras berkualitas rendah digunakan sebagai bahan baku industri seperti tepung beras,” demikian disebutkan dalam pedoman pengujian mutu beras.

Cara Mengecek Beras Layak Konsumsi

Ada dua metode yang dapat digunakan untuk mengetahui apakah beras masih baik untuk dikonsumsi: pengujian inderawi (sederhana) dan pengujian laboratorium (kimiawi).

Dikutip dari Petunjuk Teknis Identifikasi Beras Tidak Layak Konsumsi yang diterbitkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian tahun 2015, berikut langkah-langkah identifikasi beras tidak layak konsumsi yang bisa dilakukan di rumah maupun melalui analisis laboratorium:

1. Pengujian Sederhana dengan Indera

Langkah pertama adalah pengamatan fisik menggunakan indera penglihatan, perasa, dan penciuman. Berikut tahapannya:

a. Cek warna dan bentuk fisik

  • Ambil segenggam beras sekitar 100 gram. Amati warna dan kilapnya.
  • Beras giling sempurna berwarna putih normal dengan sedikit kilap.
  • Beras merah atau hitam memiliki warna khas merah kecokelatan hingga kehitaman.

Jika beras terlihat banyak patahan dan remah (menepung), itu menandakan beras telah lama disimpan dan sebaiknya tidak dikonsumsi.

b. Cek tekstur

  • Rasakan dengan jari. Beras berkualitas masih keras, tidak mudah hancur, dan memiliki tekstur khas.
  • Jika mulai terasa pahit, itu merupakan indikasi beras sudah tidak layak dikonsumsi.

c. Cek bau

  • Gunakan indera penciuman. Beras segar memiliki bau khas beras.
  • Jika tercium bau apek, tengik, asam, atau seperti bahan kimia, maka beras patut dicurigai.

d. Cek keberadaan benda asing

Lihat apakah terdapat dedak, bekatul, kerikil, logam, tangkai padi, atau potongan plastik. Beras yang bermutu tidak tercampur dengan unsur asing.

e. Cek hama dan jamur

  • Periksa apakah terdapat serangga hidup atau mati.
  • Lihat tanda-tanda busuk kering (oleh jamur) atau busuk basah (oleh bakteri).
  • Jika mencurigakan, sebaiknya dilakukan analisis di laboratorium.

f. Deteksi zat kimia

Jika beras mengeluarkan bau parfum, bahan kimia, atau bau menyengat, sebaiknya tidak dikonsumsi. Pemeriksaan lebih lanjut dapat dilakukan di laboratorium.

2. Pengujian Skala Laboratorium

Untuk hasil yang lebih akurat, diperlukan pengujian laboratorium guna mengetahui kandungan residu pestisida, logam berat, dan zat kimia berbahaya.

Pengujian ini mencakup identifikasi terhadap:

  • Kandungan zat pemutih
  • Kandungan pewangi sintetis
  • Kandungan zat pelicin
  • Cemaran kimia dan logam seperti merkuri atau arsenik

Ciri Beras yang Mengandung Bahan Kimia Berbahaya

Guru Besar IPB, Prof. Dr. Ir. Tien R. Muchtadi, MS, memaparkan sejumlah ciri beras yang mengandung bahan kimia berdasarkan pengamatan sensorik:

1. Penampilan terlalu prima

  • Tampak terlalu bersih dan mengilap tidak alami.

2. Berbau pandan wangi palsu

Jika secara fisik bukan beras pandan wangi namun mengeluarkan aroma pandan, besar kemungkinan ditambahkan pewangi.

“Beras pandan wangi asli bentuknya bulat, bukan lonjong,” jelas Prof. Tien.

3. Licin saat diremas

  • Beras yang mengandung zat pelicin terasa sangat licin dan banyak butir menempel di tangan.
  • Warna putih tidak alami (tidak kekuningan atau bening) menandakan zat pemutih. Biasanya terasa sangat licin.

5. Bau kimia

Beras yang mengandung pemutih atau pewangi buatan biasanya mengeluarkan bau menyengat atau wangi berlebihan. Setelah disimpan, baunya berubah menjadi asam atau tengik.

Saat dicuci, airnya tidak keruh.

6. Beras mengandung klorin

  • Butirannya berwarna pekat, tidak bening.
  • Setelah dimasak, warna nasi tidak seputih semula.
  • Rasanya pun menjadi kurang enak.

Dari penjelasan di atas, beras yang baik dan aman dikonsumsi adalah beras yang:

  • Tidak mengandung zat kimia berbahaya
  • Tidak tercampur benda asing
  • Bebas dari residu pestisida dan logam berat
  • Memiliki warna alami, aroma khas, dan tekstur keras

Masyarakat diimbau untuk lebih waspada dan memeriksa beras yang dibeli sebelum dikonsumsi. Bila ditemukan kecurigaan terhadap bau atau bentuk yang tidak wajar, segera hentikan konsumsi dan lakukan pemeriksaan lebih lanjut di laboratorium atau laporkan ke otoritas terkait.