Harga LCGC Tembus Rp 200 Juta, Menperin Langsung Angkat Suara
Harga LCGC yang kini tembus Rp 200 juta, Menperin anggap tidak layak lagi untuk kategori LCGC.

Harga mobil LCGC (Low Cost Green Car) di Indonesia kini telah menembus angka Rp 200 juta. Hal ini jelas bertentangan dengan konsep awal program LCGC yang seharusnya menghadirkan mobil murah. Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, menegaskan bahwa harga tersebut sudah tidak layak lagi untuk dikategorikan sebagai LCGC.
"Saat ini harga kendaraan LCGC sudah di atas Rp 200 juta, sehingga sebenarnya sudah tidak layak dikategorikan sebagai LCGC," ungkap Agus. Kenaikan harga ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk inflasi dan peningkatan biaya produksi yang terus melambung.
Menperin telah berupaya untuk mengatasi masalah ini dengan menghubungi tiga produsen otomotif besar di Indonesia. Ia mendesak mereka untuk tidak menaikkan harga lebih lanjut, bahkan idealnya untuk menurunkan harga agar daya beli masyarakat tidak semakin terpuruk.
Penjualan LCGC Turun Drastis
Penjualan mobil LCGC mengalami penurunan yang signifikan pada periode Januari hingga Juni 2025. Total penjualan tercatat mencapai 64.063 unit, turun 28,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 89.643 unit. Penurunan ini menunjukkan bahwa kenaikan harga telah mengurangi daya tarik LCGC sebagai kendaraan pilihan keluarga dengan anggaran terbatas.
"Saya sudah meminta secara langsung kepada tiga perusahaan otomotif besar agar tidak menaikkan harga, bahkan bila mungkin menurunkannya, untuk membantu pemulihan pasar," imbuh Agus. Hal ini menunjukkan kepedulian pemerintah terhadap kondisi pasar otomotif yang sedang lesu.
Harga Tertinggi dan Terendah LCGC 2025
Saat ini, Honda Brio Satya E CVT menjadi LCGC termahal dengan harga Rp 202,5 juta. Sementara itu, Daihatsu Ayla 1.0 M masih menjadi LCGC paling terjangkau dengan harga Rp 138,5 juta. Berikut adalah daftar harga dan tipe LCGC terbaru 2025 dalam on the road (OTR) Jakarta:
- Daihatsu Ayla 1.2 R CVT: Rp 188.500.000
- Daihatsu Ayla 1.2 R MT: Rp 168.500.000
- Daihatsu Ayla 1.0 X CVT: Rp 171.400.000
- Daihatsu Ayla 1.0 X MT: Rp 151.400.000
- Daihatsu Ayla 1.0 M: Rp 138.500.000
- Daihatsu Sigra 1.2 R AT MC: Rp 181.300.000
- Daihatsu Sigra 1.2 R MT MC: Rp 166.500.000
- Daihatsu Sigra 1.2 X AT MC: Rp 173.100.000
- Daihatsu Sigra 1.2 X MT MC: Rp 159.800.000
- Daihatsu Sigra 1.0 M MT MC: Rp 152.100.000
- Daihatsu Sigra 1.0 D MT MC: Rp 141.500.000
- Toyota Agya 1.2 G A/T: Rp 197.100.000
- Toyota Agya 1.2 G M/T: Rp 180.900.000
- Toyota Agya 1.2 E M/T: Rp 173.200.000
- Honda Brio Satya E CVT: Rp 202.500.000
- Honda Brio Satya E M/T: Rp 185.500.000
- Honda Brio Satya S M/T: Rp 170.400.000
Faktor Penyebab Kenaikan Harga
Kenaikan harga LCGC tidak terlepas dari beberapa faktor utama. Inflasi yang terus meningkat menjadi salah satu penyebab utama. Selain itu, biaya produksi yang melonjak juga berkontribusi terhadap harga jual yang semakin tinggi. Hal ini membuat produsen kesulitan untuk menurunkan harga.
Menperin Agus Gumiwang juga menekankan pentingnya menjaga daya beli masyarakat. Kenaikan harga yang signifikan dapat mengakibatkan penurunan minat beli, terutama di segmen mobil murah. Oleh karena itu, langkah-langkah untuk menstabilkan harga menjadi sangat penting.
Komitmen Produsen Otomotif
Produsen otomotif di Indonesia telah berkomitmen untuk tidak menaikkan harga dalam waktu dekat. Mereka juga berjanji untuk tidak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) dan tetap membuka lapangan pekerjaan. Komitmen ini diharapkan dapat membantu memulihkan pasar otomotif yang sedang lesu.
Namun, tantangan tetap ada. Kenaikan harga yang signifikan telah membuat LCGC kehilangan daya tariknya sebagai kendaraan keluarga yang terjangkau. Oleh karena itu, upaya untuk menurunkan harga menjadi fokus utama agar program LCGC dapat kembali berfungsi sesuai dengan tujuannya.