Stem Cell, Terapi Penyakit yang Menjanjikan tapi Bukan Obat Ajaib

Pengembangan sel punca atau stem cell menjadi harapan baru bagi pengobatan penyakit berat atau pun penyakit yang belum ada obatnya. Meski terapi ini di anggap sebagai pengobatan masa depan, tapi stem cell bukanlah obat ajaib.
"Banyak persyaratan yang harus dipenuhi untuk terapi stem cell; antara lain stem cell itu apa harus dipahami, dokternya memahami, tempatnya dilakukan di mana, dan jenis penyakitnya apa," papar Direktur PT.Prodia Stem Cell Indonesia (ProSTEM), Dr.Cyntia Retna Sartika M.Si, dalam acara temu media di Jakarta (14/7/2025).
Ia mengatakan, jika stem cell diberikan label obat ajaib dikhawatirkan akan banyak pihak yang tidak bertanggung jawab menggunakannya.
"Kalau kita menggunakan kata obat ajaib, masyarakat bisa dibodohi akan diobati dengan sembarangan tanpa memenuhi aspek persyaratan tadi, dan akhirnya menyesatkan," ujarnya.
Sampai saat ini penggunaan stem cell di Indonesia masih terbatas pada penelitian berbasis pelayanan. Oleh karena itu, penggunaannya tidak bisa sembarangan.
Merujuk Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 Tahun 2018 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Sel Punca ataupun Sel, layanan terapi terstandar bisa dilakukan di RS dan klinik utama yang memenuhi syarat dalam kebijakan pemerintah. Karena standar pelayanan terapi sel punca belum ditetapkan pemerintah, layanan ini belum bisa dilakukan di Indonesia.
Sarana pengolahan stem cell juga harus mengikuti cara pembuatan obat yang baik (CPOB) untuk mendapat sertifikasi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Menurut Cyntia, ProSTEM sudah memiliki sertifikasi standar yang ditetapkan.
Uji klinis di ProSTEM
Penelitian stem cell di ProSTEM yang sudah berlangsung sejak tahun 2013 menunjukkan hasil yang cukup menjanjikan.
Dijelaskan oleh Cyntia, beberapa uji klinis yang dilakukan menunjukkan injeksi stem cell efektif mengatasi beberapa kondisi penyakit, antara lain osteoartritis, stroke, luka bakar, cerebral palsy, cedera otak karena kecelakaan bermotor, luka diabetes, hingga gangguan retina yang bisa menyebabkan kebutaan.
Terapi stem cell merupakan pengobatan yang bersifat meregenerasi sel yang dapat berkembang dan beradaptasi menjadi sel lain sesuai kebutuhan pasien.
"Stem cell bisa berasal dari tubuh pasien sendiri atau dari donor. Pada pasien yang sudah dewasa, hambatan jika memakai dari tubuh sendiri adalah selnya sudah aging sehingga proses penyembuhan lebih lambat," papar Cyntia.
ProSTEM saat ini menyediakan stem cell yang berasal dari donor yang terus dikembangbiakan.
Secara umum, pasien membutuhkan beberapa kali suntikan stem cell untuk mendapatkan hasil yang diharapkan. Namun hal ini tergantung pada penilaian dokter dan kondisi masing-masing pasien.
Mengenai harga terapi, menurut Cyntia tidak bisa dipatok standar karena sangat tergantung pada kebutuhan masing-masing pasien.
"Tergantung juga pada jenis stem cellnya dan dosisnya. Karena untuk menyiapkan stem cell ini juga butuh waktu, jadi tidak seperti obat yang bisa langsung ada saat dipakai," katanya.