Jangan Salah Lagi, Kenali Perbedaan Ikan Nila dan Mujair

Ikan nila, ikan mujair, IPB University, ikan nila, Ikan mujair, perbedaan ikan nila dan ikan mujair, Jangan Salah Lagi, Kenali Perbedaan Ikan Nila dan Mujair

Ikan nila dan ikan mujair sama-sama populer sebagai hidangan di meja makan masyarakat Indonesia. Meski begitu, kedua jenis ikan ini ternyata berasal dari spesies yang berbeda.

Dosen Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB University, Kurnia Anggraini Rahmi, MSc, menjelaskan perbedaan signifikan keduanya, baik dari sisi morfologi maupun karakteristik biologis.

“Ikan nila (Oreochromis niloticus) memiliki tubuh bulat pipih dengan punggung agak tinggi. Garis lurus memanjang terlihat jelas di sirip ekor dan sirip punggung. Warna tubuhnya cenderung hitam keabu-abuan dengan sisik besar dan kasar,” ujar Kurnia, dilansir dari laman IPB University, Kamis (17/7/2025).

Ia menambahkan, bagian kepala ikan nila relatif kecil dibandingkan ukuran mulutnya, tetapi matanya besar dan menonjol.

Moncongnya berukuran sedang, sisik bertipe sikloid, dan terdapat tiga baris sisik di area pipi.

“Sirip punggung dan duburnya tampak tumpul, sementara sirip dada terlihat runcing. Sirip ekornya memiliki garis vertikal sempit, serta ada bercak gelap di sudut operculum,” kata Kurnia.

Secara ilmiah, ikan nila memiliki rumus sirip D XV.10; C 0.17; A VIII.10; P I.5; dan V II.10.

Dalam hal reproduksi, ikan nila dikenal memiliki kemampuan memijah berulang setiap 14 hari, sekitar dua hingga tiga kali sebelum masuk masa rematurasi. Jika sedang mengerami telur, satu siklus pemijahan berlangsung sekitar satu bulan.

Ciri-ciri ikan mujair

Sementara itu, ikan mujair (Oreochromis mossambicus) memiliki ciri morfologis yang berbeda. Warna sirip punggungnya umumnya hitam dengan ujung kemerahan, sedangkan sirip ekornya tidak memiliki pola garis-garis.

Mujair juga memiliki gigi faring yang halus, serta bentuk rahang dan kepala yang khas, terutama pada jantan dewasa saat masa reproduksi.

“Jantan dewasa menunjukkan kepala bagian atas cekung, warna tubuh menghitam, dan bagian bawah kepala tampak putih. Ujung sirip punggung dan sirip ekornya kemerahan,” jelas Kurnia.

Adapun mujair betina dan mujair muda biasanya memiliki pola garis-garis atau belang di bagian tengah tubuh dan punggung. Rumus sirip mujair adalah D XVII.12; C 0.20; A III.10; P II.24; dan V III.10.

Dari sisi reproduksi, pola pemijahan ikan mujair tidak jauh berbeda dengan nila. Ikan mujair jantan membuat sarang untuk pemijahan, sedangkan betina mampu menghasilkan hingga 1.775 telur matang yang menetas dalam waktu 3 sampai 5 hari.

Menariknya, anak ikan atau burayak diasuh di dalam mulut induknya selama sekitar satu minggu setelah dilepaskan.

“Pemijahan mujair bisa terjadi lebih dari sekali dalam satu musim, tergantung pada kondisi lingkungan. Spesies ini bahkan mampu berkembang biak di perairan dengan salinitas tinggi, yaitu 35 hingga 49 ppt,” ungkap Kurnia.