Jazz Atas Awan Dipisah, Dieng Culture Festival Fokus ke Budaya

Dieng Culture Festival, DCF 2025, Jazz atas awan, Dieng Culture Festival 2025, dcf 2025, Jazz Atas Awan Dipisah, Dieng Culture Festival Fokus ke Budaya

 Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Dinparbud) Kabupaten Banjarnegara menyatakan dukungannya terhadap rencana pemisahan acara musik Jaz Atas Awan dari rangkaian Dieng Culture Festival (DCF) yang telah menjadi agenda tahunan di kawasan Dataran Tinggi Dieng.

Langkah ini dipelopori oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Dieng Pandawa, dan direncanakan mulai berlaku pada pelaksanaan DCF ke-15 tahun 2025.

Kepala Dinparbud Banjarnegara, Tursiman, menilai rencana tersebut sebagai langkah yang wajar dan tidak menimbulkan persoalan.

Menurutnya, ke depan kegiatan wisata di Dieng akan lebih difokuskan pada pelestarian budaya lokal sebagai nilai utama dalam penyelenggaraan festival.

"Saya kira itu hal yang tidak perlu dipermasalahkan, karena event-event (DCF) ke depan memang lebih cenderung pada pelestarian budaya dan sebagainya," ujar Tursiman dilansir dari Antara (19/6/2025).

Meski demikian, Dinparbud memastikan akan tetap mendukung keberadaan acara hiburan yang bisa melengkapi kegiatan budaya agar tetap menarik bagi wisatawan.

Tursiman juga berharap pemisahan ini justru dapat memperkaya kalender wisata di Dieng dan mendorong peningkatan jumlah kunjungan wisatawan, yang tahun ini ditargetkan melampaui angka 1,2 juta pengunjung pada 2024.

DCF 2025 fokus ke pelestarian budaya

Sementara itu, Ketua Pokdarwis Dieng Pandawa, Alif Faozi, menegaskan bahwa DCF 2025 akan digelar secara lebih sederhana dengan fokus utama pada pelestarian budaya.

Dieng Culture Festival, DCF 2025, Jazz atas awan, Dieng Culture Festival 2025, dcf 2025, Jazz Atas Awan Dipisah, Dieng Culture Festival Fokus ke Budaya

Proses Ritual Cukur Rambut Gimbal pada DCF 2024, Sabtu (24/8/2024).

Agenda utama seperti ruwatan dan pencukuran rambut anak berambut gimbal akan dikembalikan sebagai inti dari DCF.

Alif mengakui bahwa pertunjukan Jaz Atas Awan telah berkembang sangat pesat dan menjadi daya tarik tersendiri. Namun, hal tersebut mulai menggeser esensi budaya dari DCF.

“Calon wisatawan lebih sering menanyakan siapa artis yang tampil di DCF, bukan lagi soal berapa anak gimbal yang akan diruwat. Ini menunjukkan pergeseran perhatian publik yang cukup mengkhawatirkan,” ungkapnya.

Rencana pemisahan ini sejatinya telah dibahas sejak beberapa tahun lalu, namun baru pada tahun ini mulai mendapatkan momentum untuk direalisasikan.

Terkait waktu pelaksanaan Jaz Atas Awan sebagai acara tersendiri, Alif menyebut masih dalam tahap pembahasan lebih lanjut.

Langkah ini diyakini akan mengembalikan ruh tradisional DCF, sekaligus memberi ruang bagi Jaz Atas Awan untuk berkembang sebagai event musik yang mandiri, tanpa harus mengaburkan identitas budaya yang selama ini menjadi ciri khas Dieng Culture Festival.