Jejak Sejarah Donat, dari Belanda, Lautan Atlantik hingga Toko Roti Modern

Donat, donat, Asal-usul Donat, sejarah donat, sejarah donat di indonesia, sejarah donat bolong, Asal-usul donat, Jejak Sejarah Donat, dari Belanda, Lautan Atlantik hingga Toko Roti Modern

Donat menjadi salah satu makanan ringan yang digemari masyarakat dunia. Bentuknya yang khas berlubang di tengah dan teksturnya yang empuk membuat kue ini digemari berbagai kalangan.

Namun, di balik kenikmatannya, donat memiliki sejarah panjang yang menarik untuk ditelusuri.

Asal-usul Donat, Jejak Eropa dan Amerika

Dikutip dari britannica.com, donat atau doughnut pertama kali dikenal pada abad ke-19 di Amerika Serikat. Namun, akar sejarahnya jauh lebih lama dan tersebar di berbagai penjuru Eropa.

Sejarawan makanan menyebutkan bahwa donat kemungkinan besar berasal dari resep roti goreng orang Belanda yang disebut olykoek atau "oil cake" (kue minyak), karena digoreng dalam minyak panas.

Orang Belanda membawa resep ini saat bermigrasi ke New Amsterdam, yang kini dikenal sebagai New York, pada abad ke-17.

Bentuk awal dari donat ini tidak berlubang di tengah. Biasanya, bagian tengah tidak matang sempurna karena sulitnya panas merata ke seluruh adonan. Karena itulah, bentuk berlubang kemudian diperkenalkan.

Lubang di Tengah Donat, Inovasi dari Laut

Bentuk donat yang kita kenal saat ini, dengan lubang di tengahnya, dipercaya berasal dari tangan seorang pelaut asal Amerika Serikat bernama Hanson Gregory.

Pada tahun 1847, Gregory yang saat itu berusia 16 tahun, membuat lubang di tengah adonan donat menggunakan penutup kotak lada agar bagian tengahnya matang sempurna.

Dalam wawancara dengan The Washington Post tahun 1916, Gregory mengklaim bahwa ide itu muncul saat ia sedang mengemudikan kapal dan harus mencari cara agar makanan bisa matang merata dan mudah disantap saat berlayar di laut.

"Bagian tengahnya tidak matang, jadi saya buat lubang. Dan hasilnya jauh lebih baik," ujar Gregory kala itu, sebagaimana dikutip dari laman Smithsonian Magazine.

Donat dalam Perang Dunia

Popularitas donat semakin meluas saat Perang Dunia I. Relawan perempuan dari Salvation Army menyajikan donat kepada tentara Amerika di medan tempur sebagai bentuk dukungan moral.

Donat menjadi simbol kehangatan rumah dan semangat patriotisme. Para relawan tersebut kemudian dikenal sebagai "Donut Girls".

Setelah perang usai, para tentara kembali ke Amerika dan membawa serta kecintaan terhadap donat, yang membuat permintaan donat meningkat pesat.

Pada 1920-an, Adolph Levitt, seorang imigran Rusia di New York, menciptakan mesin pembuat donat otomatis pertama. Penemuan ini membuat produksi donat meningkat drastis dan memperkenalkan konsep toko donat modern.

Tak lama kemudian, donat mulai dijual secara massal di toko-toko, kafe, dan kemudian menjadi ikon makanan ringan di Amerika dan berbagai negara lain.

Rantai makanan seperti Dunkin’ Donuts (berdiri 1950) dan Krispy Kreme (berdiri 1937) turut berperan besar dalam mempopulerkan makanan ini secara global.

Di Indonesia, donat mulai dikenal sejak masa penjajahan Belanda. Varian lokal seperti donat kentang menjadi populer karena teksturnya yang lembut dan tahan lama.

Seiring waktu, banyak pelaku UMKM maupun industri besar memproduksi donat dengan berbagai varian rasa, topping, dan inovasi bentuk.

Kini, donat tak hanya sekadar makanan manis berbentuk bulat dengan lubang di tengah. Ia telah menjelma menjadi sajian penuh inovasi dengan isian, topping modern, dan rasa lokal yang unik, seperti donat tape, donat abon, hingga donat sambal.