Aksi Heroik Pria Misterius Selamatkan Anak Kecil Saat KM Barcelona Terbakar

Tragedi Kapal Motor (KM) Barcelona VA dilalap api saat berlayar di sekitar Pulau Talise, Likupang Barat, Minahasa Utara, Sulawesi Utara, Minggu (20/7/2025).
Insiden ini memaksa ratusan penumpang terjun ke laut demi menyelamatkan diri.
Kebakaran diduga bermula dari Dek 3, yang pertama kali mengeluarkan asap pekat. Kepanikan menyebar, para penumpang mengenakan pelampung dan melompat ke laut. Namun, tak semua beruntung.
Sebuah video yang viral di media sosial memperlihatkan momen menyentuh—seorang pria tak dikenal terlihat menggendong erat anak kecil yang tak mengenakan pelampung, mencoba menyelamatkannya dari kobaran api dan asap.
"Tolong kami, tolong!" terdengar suara teriakan histeris penumpang dalam video yang diunggah akun Facebook Glen Damar.
Pria itu sendiri memakai life jacket, namun lebih memilih mengutamakan nyawa anak kecil yang terus batuk akibat menghirup asap. Belum diketahui apakah keduanya memiliki hubungan keluarga.
Bayi Ditemukan Menggigil, Dibungkus Handuk Tipis
Kisah penyelamatan lain datang dari Pulau Gangga. Seorang bayi berusia sekitar tiga bulan ditemukan selamat, meski hanya dibalut handuk tipis dan dalam kondisi menggigil.
“Ada bayi 3 bulan, salah satu penumpang kapal kebakaran, sudah diamankan warga Gangga, sedangkan orangtuanya belum ditemukan,” tulis akun Facebook Chrristy yang pertama kali membagikan video penyelamatan.
Gerak Cepat KSOP dan Basarnas
Respon cepat datang dari Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Manado yang langsung mengerahkan tiga armada—KM Barca III, KM Venecian, dan KM Cantika Lestari 9F—menuju lokasi kejadian.
"Tiga kapal menuju ke Perairan Talise bantu evakuasi KM Barca V. Kami bergerak cepat," kata perwakilan KSOP Manado.
Basarnas Manado juga ikut turun tangan. Puluhan personel diterjunkan, bekerja sama dengan Bakamla, Bea Cukai, dan instansi lain dalam operasi penyelamatan.
"Sudah selesai dievakuasi. Sebagian besar sudah berada di Pulau Gangga," ujar seorang petugas dari Kantor Basarnas Manado.
Tangis Haru di Pelabuhan Manado
Di Pelabuhan Manado, keluarga para penumpang diliputi cemas dan tangis. Mereka menanti kabar dari orang-orang tercinta.
"Di sana ada istri dan dua anak saya, yang satu masih sembilan bulan, satu lagi masih 10 tahun," tutur Novianus Lahapo sambil menahan air mata.
"Saya tak tahu nasib mereka kini, belum ada informasi sama sekali."
Ia menyebut keluarganya naik kapal dari Talaud pada tengah malam, dan belum mendapat kepastian hingga kini.
Kurnia, salah satu keluarga penumpang lain, mengungkapkan dua adiknya turut berlayar. Satu orang telah memberi kabar selamat, sementara satu lagi belum bisa dihubungi.
KM Barcelona Benarkan Kebakaran
Insiden ini dikonfirmasi langsung oleh pihak KM Barcelona melalui Humas mereka, Ridwan Fallugah.
"Iya benar. Ada insiden kebakaran," kata Ridwan saat ditemui di Kantor Perwakilan KM Barcelona di Pelabuhan Manado.
Tiga korban meninggal dunia telah teridentifikasi, yaitu Asna Lapae (50), Zakaria Tindiuling, dan Juliana Humulung (40). Sementara ratusan penumpang lainnya berhasil diselamatkan oleh tim gabungan serta bantuan dari para nelayan.
Bayi Diselamatkan Pakai Cooler Box
Salah satu kisah paling dramatis datang dari penumpang bernama Serly Horman. Ia menceritakan bagaimana bayi berhasil diselamatkan menggunakan kotak pendingin (cooler box).
"Mereka ambil keputusan cepat. Supaya bayi itu selamat, langsung bawa pakai cooler box. Puji Tuhan, dia aman sampai kita semua dievakuasi," ungkap Serly.
Cooler box, yang biasanya digunakan untuk menyimpan makanan atau vaksin, dijadikan pelampung darurat karena keterbatasan life jacket di kapal.
Bayi tersebut dibiarkan mengapung di laut dalam box tersebut hingga diselamatkan.
Serly Juga Selamatkan Anak dan Orangtua yang Sakit
Serly tak hanya menyaksikan momen penyelamatan bayi. Ia juga berjuang sendiri menyelamatkan anak dan orangtuanya yang tengah sakit, semuanya tanpa pelampung.
"Kami bertiga, saya, anak saya, dan orang tua, berenang tanpa pelampung. Tidak ada jalan keluar waktu itu, semua sudah penuh asap," katanya kepada Tribun Manado di Pelabuhan Serei.
"Saya hanya bisa panik dan berdoa, saya bilang Tuhan minta tolong kasih pertolongan, kasih akal," ujarnya.
Beruntung, mereka berhasil diselamatkan oleh nelayan yang ikut dalam operasi evakuasi. Namun, satu anggota keluarganya, Asna Lapae, menjadi salah satu korban jiwa.
Awal Mula Kebakaran dan Dugaan Sumber Api
Menurut laporan awal, api diduga berasal dari salah satu kamar penumpang. Saat kebakaran terjadi, sebagian besar penumpang sedang makan siang.
KM Barcelona 5 sebelumnya berangkat dari Pelabuhan Melonguane di Kabupaten Kepulauan Talaud, sempat singgah di Pelabuhan Lirung, dan melanjutkan perjalanan menuju Manado sekitar pukul 02.00 WITA.
Jumlah penumpang kapal saat itu masih dalam proses verifikasi. Awalnya disebut 280 orang, namun data evakuasi menunjukkan jumlahnya kemungkinan melebihi 400 orang.
Sebanyak 293 penumpang dievakuasi ke Pelabuhan Serei oleh Bakamla RI, 87 penumpang selamat di Pelabuhan Munte, dan sekitar 150 lainnya dievakuasi langsung oleh KM Barcelona ke Pelabuhan Manado.
Evakuasi dilakukan oleh tim gabungan yang terdiri dari Bakamla, Basarnas, Kodim Bitung, Koramil Likupang, Polsek Likupang, dan Brimob Polda Sulut.