KM Barcelona V Terbakar, Pemerintah Diminta Tak Membiarkan Laut Indonesia Menjadi Ladang Tragedi

Ketua DPR RI, Puan Maharani, menyatakan duka mendalam atas tragedi terbakarnya KM Barcelona V di perairan Talise, Minahasa Utara, yang menewaskan tiga orang.
Ia mendesak agar insiden ini menjadi titik tolak evaluasi menyeluruh terhadap keselamatan transportasi laut di Indonesia. Puan juga mendorong pemerintah untuk segera memperbaiki tata kelola transportasi yang memprioritaskan keamanan penumpang.
Kebakaran hebat yang melanda kapal tersebut saat berlayar di perairan Pulau Talise, Sulawesi Utara, pada Minggu (20/7), mengakibatkan 3 orang tewas, 2 lainnya masih hilang, dan sekitar 500 penumpang berada dalam situasi darurat. Dari 295 orang yang panik (280 penumpang dan 15 awak), banyak yang menyelamatkan diri dengan melompat ke laut.
Terungkap pula bahwa data manifes penumpang (280 orang) berbeda drastis dengan jumlah korban yang dievakuasi Basarnas, yang mencapai 580 orang.
Tragedi KM Barcelona V ini terjadi tak lama setelah tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali pada awal Juli.
“Peristiwa berulang tersebut menjadi peringatan terhadap lemahnya sistem keselamatan pelayaran nasional. Maka insiden KM Barcelona V harus menjadi momentum evaluasi total keselamatan transportasi laut,” jelas Puan dalam keterangannya, Rabu (23/7).
Puan berharap pemerintah, khususnya Kementerian Perhubungan, segera melakukan audit keselamatan menyeluruh dan mengungkap penyebab kebakaran KM Barcelona V.
Ia mempertanyakan kegagalan sistem deteksi dini dan mendesak pengetatan pengawasan oleh otoritas pelabuhan di masa mendatang.
Sebagai mantan Menko PMK, Puan mengingatkan bahwa keselamatan transportasi publik adalah hak fundamental warga negara. Ia menyoroti pentingnya pemerintah memastikan fasilitas terbaik bagi masyarakat yang sangat bergantung pada transportasi laut, terutama di daerah kepulauan dan wilayah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar).
DPR, melalui komisi terkait, berkomitmen untuk mengawal dan mengawasi audit nasional seluruh kapal penumpang komersial yang beroperasi saat ini.
Puan juga menuntut agar investigasi insiden KM Barcelona V dilakukan secara transparan dan akuntabel, serta perbaikan nyata pada sistem transportasi laut.
"Kita tidak boleh membiarkan laut Indonesia menjadi ladang tragedi berulang. Kapal penumpang bukan sekadar alat transportasi, tetapi menjadi ruang hidup ribuan orang setiap harinya. Dan ruang hidup itu harus dijamin aman oleh negara," pungkas Puan.