Vagina Berbau Seperti Ikan Asin? Pertanda Masalah Serius?

Bau vagina kadang membuat perempuan merasa bingung 'Normal nggak sih ini?' Padahal, vagina sehat memang punya aroma khas sedikit asam atau tangy seperti yogurt karena peran bakteri baik Lactobacillus dalam menjaga pH asam 3,8–4,5.
Namun, bila tiba-tiba muncul bau amis menyerupai ikan asin, besar kemungkinan kamu mengalami bacterial vaginosis (BV). Artikel ini membahas tuntas apa itu BV, mengapa menimbulkan bau ikan, dan bagaimana cara mencegah atau mengatasinya.
Bacterial vaginosis adalah kondisi ketidakseimbangan flora vagina bakteri baik (Lactobacillus) berkurang, sementara bakteri jahat seperti Gardnerella vaginalis berkembang berlebihan. Hasilnya, pH vagina naik, menciptakan lingkungan yang memicu rasa gatal, keputihan tak normal, dan terutama bau amis kuat.
Menurut profesor klinis Obstetri & Ginekologi di Yale School of Medicine, Dr. Mary Jane Minkin, BV adalah infeksi yang paling umum memicu bau amis seperti ikan. Ini terjadi saat keseimbangan bakteri di vagina terganggu, misalnya setelah penggunaan sabun kewanitaan yang terlalu keras atau douching.
Gejala Utama BV
- Bau amis seperti ikan, terutama setelah berhubungan suami-istri atau mandi dengan sabun wangi.
- Keputihan berwarna abu-abu atau putih keabu-abuan, kadang berbusa.
- Rasa gatal atau terbakar di area vulva.
- Sensasi lembap berlebih, meski tidak selalu disertai gatal hebat.
Gejala ini berbeda dari infeksi jamur yang justru menimbulkan bau seperti roti basi dan keputihan kental putih.
Penyebab Umum Ketidakseimbangan Flora
- Douching atau sabun kewanitaan yang mengganggu pH alami vagina.
- Penggunaan antibiotik jangka panjang, membunuh bakteri baik.
- Gaya hidup: stres tinggi, pola makan tinggi gula.
- Kontrasepsi tertentu (seperti IUD).
- Baru berhubungan suami-istri atau berganti pasangan.
Dr. Minkin menambahkan, kalau setiap kali kamu memakai douching atau sabun antiseptik di area vagina, kamu berisiko membunuh Lactobacilli dan mendorong pertumbuhan bakteri berbahaya.
Mengapa Bau Ikan Asin Harus Diwaspadai?
Bau amis bukan sekadar gangguan kenyamanan. Jika dibiarkan, BV dapat memicu:
- Infeksi menular seksual (risiko lebih tinggi tertular chlamydia atau gonore).
- Risiko komplikasi kehamilan, seperti persalinan prematur.
- Peradangan panggul yang menyakitkan.
Oleh karena itu, jangan hanya menutupi bau dengan wewangian, perlu penanganan medis yang tepat.
Cara Mendiagnosis dan Pengobatan
- Konsultasi ke dokter kandungan: Pemeriksaan fisik + tes pH vagina.
- Tes mikroskopis: Dokter mengambil sampel cairan, melihat flora bakteri.
- Obat resep:
·Metronidazole gel atau pil selama 5–7 hari.
·Clindamycin krim atau pil, sesuai anjuran dokter.
“Patuhi dosis dan durasi pengobatan. Menghentikan obat sebelum waktu dapat menyebabkan kekambuhan,” Dr. Minkin menekankan.
Cara Mencegah BV dan Bau Tidak Sedap
- Hindari douching dan sabun kewanitaan beraroma kuat. Cukup bersihkan area luar (vulva) dengan air hangat.
- Kenakan celana dalam katun yang menyerap keringat, ganti harian.
- Hindari pakaian ketat yang membuat area kewanitaan lembap.
- Batasi makanan tinggi gula dan konsumsi probiotik (yogurt tanpa tambahan gula) untuk mendukung bakteri baik.
- Praktikkan “depan ke belakang” saat membersihkan setelah buang air kecil, mencegah bakteri anus masuk ke vagina.
Kapan Harus Segera Periksa Dokter?
- Bau amis terus-menerus meski sudah diobati sendiri.
- Keputihan berwarna hijau, kuning, atau ada darah.
- Nyeri hebat saat berhubungan atau kencing.
- Demam atau gejala berat lain.
Penanganan dini dapat mencegah komplikasi lebih serius.