Haid Lebih dari Sekali dalam Sebulan, Waspadai Hiperplasia Endometrium

Hiperplasia endometrium, penebalan dinding rahim, perdarahan di luar siklus haid, perdarahan di luar siklus menstruasi, Haid Lebih dari Sekali dalam Sebulan, Waspadai Hiperplasia Endometrium

Menstruasi yang datang lebih dari sekali dalam sebulan sering dianggap hal biasa atau sekadar akibat kelelahan. Padahal, kondisi ini bisa menjadi tanda adanya masalah pada lapisan dalam rahim, salah satunya hiperplasia endometrium.

Dijelaskan oleh dr.Ardiansjah Dara Sjahruddin Sp.OG MKes, FICS, FESICOG, hiperplasia endometrium adalah penebalan berlebihan pada dinding rahim. 

Ia mengatakan, penebalan dinding rahim merupakan hal yang terjadi secara alami sehingga siap untuk kondisi kehamilan. Namun, jika tidak ada kehamilan dinding tersebut akan luruh saat haid.

"Seharusnya pada siklus haid rongga rahim menebal lalu rontok saat haid, kemudian menipis dan berproses lagi sampai terjadinya haid di bulan depan. Ini adalah siklus yang normal. Sementara kalau hiperplasia terlalu cepat penebalannya," kata dr.Dara saat dihubungi KOMPAS.com (15/8/2025).

Karena penebalan dinding rahim terjadi lebih cepat, akibatnya akan terjadi perdarahan di luar siklus haid.

Jangan abaikan perdarahan di luar siklus haid

Menurut dr.Dara, perdarahan yang terjadi di luar haid harus diperiksa untuk mencari penyebabnya. Terlebih pada perempuan yang berusia di atas 40 tahun.

"Karena dari gejala perdarahan pada rahim yang paling ditakuti adalah kanker rahim dan sekarang angka kejadiannya meningkat. Makanya setiap ada perdarahan yang tidak normal atau di luar waktu mens, harus di-follow up," papar dokter yang berpraktik di RS Siloam Hospital Semanggi Jakarta Selatan ini.

Salah satu pemeriksaan yang direkomendasikan adalah histeroskopi atau pemeriksaan teropong rongga rahim.

Tujuan dari tindakan itu adalah untuk mengetahui dengan pasti penyebab utama terjadinya perdarahan.

"Apakah penyebabnya karena polip, miom, atau ada tanda-tanda kanker," katanya.

Pemeriksaan histeroskopi bisa dilakukan di rumah sakit besar yang memiliki alat atau dokter obgyn dengan kompetensi khusus.

Menurut dr.Dara, di rumah sakit yang tidak memiliki fasilitas tersebut biasanya akan dilakukan kuretase, namun tindakan ini memiliki risiko komplikasi yang besar karena dokter tidak bisa melihat langsung rongga rahim.

"Untuk semua wanita, baik yang sudah menikah atau masih gadis, ketika terjadi perdarahan di luar siklus menstruasi sebaiknya langsung diperiksa, minimal dilakukan USG oleh dokter obgyn," katanya.

Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!