KLB Campak Picu 17 Kematian Anak di Sumenep, 2.105 Orang Terinfeksi

Wabah campak yang terjadi di Kabupaten Sumenep, Madura, memicu kepanikan di tengah masyarakat, karena mayoritas korban adalah anak-anak. Jumlah kasus suspek terus merangkak naik hingga mencapai 2.105 penderita, sementara angka kematian tercatat 17 jiwa.
Sejak ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB), pemerintah daerah bergerak cepat melakukan langkah darurat. Setiap hari, ribuan anak digiring menerima vaksinasi massal, baik di sekolah-sekolah maupun di posyandu yang tersebar di 26 puskesmas.
Pemerintah Kabupaten Sumenep menargetkan 74 ribu anak akan divaksinasi dalam kurun waktu hanya dua pekan ke depan, melalui program “Grebek Vaksin”. Target vaksinasi campak massal ini menyasar anak usia 9 bulan hingga 7 tahun.
"Kami mengajak para orang tua untuk tidak khawatir mengimunisasi anaknya dengan vaksin campak, karena imunisasi dinilai sangat efektif mencegah campak," kata Wakil Bupati Sumenep, Imam Hasyim, Senin, 25 Agustus 2025.

Wakil Bupati Sumenep Imam Hasyim meninjau vaksinasi campak anak
Ia meminta para orang tua hendaknya tidak menunda imunisasi kepada anak-anaknya, dan lebih mengutamakan pencegahan penyakit daripada mengobatinya, dengan memberikan imunisasi lengkap kepada anak, agar mereka terlindungi dari berbagai penyakit.
"Khususnya para orang tua agar tidak menunggu anak sakit baru bertindak, tetapi lindungilah buah hati sejak dini melalui imunisasi, supaya mereka tumbuh sehat dan kuat," terangnya.
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinkes-P2KB) Kabupaten Sumenep, Ellya Fardasah mengatakan penanganan KLB kasus campak di Kabupaten Sumenep, melibatkan lintas sektor.
"Ini kami lakukan, agar langkah yang diambil bisa berjalan efektif, sehingga dalam penanganan kasus tersebut bisa tepat sasaran," ujarnya
Karena itu, sambung dia, pihaknya tidak hanya menerjunkan tenaga medis untuk menangani kasus itu, akan tetapi juga melibatkan institusi lain di lingkungan Pemkab Sumenep.
Pendekatan kepada tokoh informal, tokoh ulama juga terus dilakukan untuk mendukung upaya mengatasi kasus yang telah ditetapkan sebagai kejadian luar biasa itu.
"Pendekatan kepada tokoh masyarakat, tokoh agama ini kami lakukan, karena berdasarkan hasil evaluasi yang kami lakukan, kasus campak ini mewabah, akibat lemahnya kesadaran sebagian masyarakat dalam melakukan imunisasi campak," kata Ellya.
Selain itu, sambung dia, penanganan kasus campak dengan melibatkan lintas sektor itu, juga atas instruksi dari Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat berkunjung ke Sumenep dan melihat secara langsung penanganan pasien campak di RSUD dr H Mohammad Anwar Sumenep.
Ellya menuturkan, pasien campak yang dirawat di rumah sakit itu sebanyak delapan orang. Dua di antaranya sudah membaik dan diperbolehkan pulang.
Berdasarkan data, penyakit ini menyebar di 26 kecamatan dengan jumlah penderita hingga Agustus 2025 tercatat sebanyak 2.105 kasus dan meninggal dunia sebanyak 17 anak berusia 1–4 tahun, bertambah lima orang dari data sebelumnya.