Campak di Sumenep Meluas, Pentingnya Orangtua Imunisasi Anak

campak, imunisasi campak, Campak pada anak, cara mencegah campak, cara mencegah campak pada anak, imunisasi campak umur berapa, Campak di Sumenep Meluas, Pentingnya Orangtua Imunisasi Anak, Pentingnya vaksin campak untuk anak, Apa saja jenis vaksin yang ada?, Hati-hati dengan komplikasi akibat campak, Tingginya kasus campak di Sumenep

- Wabah Campak di lima kecamatan di kabupaten Sumenep, Jawa Timur, semakin meluas. Bahkan korban meninggal mencapai 17 orang. Kondisi ini  membuat pemerintah memutuskan untuk menetapkan kejadian luar biasa (KLB).

Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo menyebutkan tingginya angka campak tersebut salah satunya karena cakupan imunisasi yang rendah selama pandemi Covid yang lalu.

"Di empat tahun kemarin, di saat pandemi Covid-19, banyak anak-anak kita yang lolos dari imunisasi campak," kata Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo, dikutip dari , Jumat (22/8/2025).

Padahal, saat anak berusia sembilan bulan, mereka seharusnya mendapat vaksin campak, baik di posyandu maupun puskesmas.

Kendati demikian, saat pandemi Covid-19, pemerintah membatasi kegiatan masyarakat, termasuk posyandu yang seharusnya rutin digelar di desa-desa.

Pentingnya vaksin campak untuk anak

Campak adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Morbillivirus dari keluarga paramyxovirus. Campak menular lewat droplet yang dikeluarkan oleh pengidapnya ketika mereka bersin dan batuk.

Penularan terjadi tidak hanya ketika seseorang berada di depan pengidap campak saat mereka bersin dan batuk, tapi juga ketika menyentuh permukaan yang terkena droplet lalu menempelkan tangan ke hidung atau mulut.

Gejala umumnya mencakup demam yang melebihi 38 derajat celsius dan muncul ruam kemerahan pada beberapa bagian tubuh.

Dilansir dari situs web resmi jaringan rumah sakit (RS) Primaya, campak adalah penyakit yang tidak ada obatnya.

Namun, campak bisa dicegah lewat imunisasi. Inilah mengapa penting bagi anak untuk diimunisasi.

Dilansir dari situs web resmi jaringan RS Siloam, imunasi atau vaksin campak dapat merangsang dan meningkatkan imun tubuh.

campak, imunisasi campak, Campak pada anak, cara mencegah campak, cara mencegah campak pada anak, imunisasi campak umur berapa, Campak di Sumenep Meluas, Pentingnya Orangtua Imunisasi Anak, Pentingnya vaksin campak untuk anak, Apa saja jenis vaksin yang ada?, Hati-hati dengan komplikasi akibat campak, Tingginya kasus campak di Sumenep

Ilustrasi vaksin. Peringati Hari Anak Nasional 2025, pentingnya vaksinasi lanjutan untuk anak kembali disorot sebagai langkah preventif menjaga kesehatan dan tumbuh kembang jangka panjang.

Apa saja jenis vaksin yang ada?

Dilansir dari situs web resmi jaringan RS Mitra Keluarga, ada dua jenis vaksin campak yang bisa melindungi dari virus tersebut.

Dua vaksin tersebut adalah MMR dan MMRV. Jika ingin terlindung dari tiga jenis penyakit, yakni campak, gondongan, dan rubella, bisa menggunakan vaksin MMR.

Sementara itu, ada vaksin MMRV yang juga bisa melindungi anak dari penyakit cacar air.

Vaksin MMR sudah bisa diberikan mulai usia 12 sampai 15 bulan untuk dosis pertama, dan empat sampai enam tahun untuk dosis kedua. Kemudian, vaksin MMRV juga tersedia untuk anak berusia 12 bulan sampai 12 tahun.

Kendati demikian, berdasarkan tabel informasi imunisasi dasar di Puskesmas Pekayon Jaya, Bekasi Selatan, Kota Bekasi, ada pemberian vaksin campak dan rubella pada anak berusia sembilan bulan, dan pengulangan pada usia 18 bulan.

Efektif melindungi tubuh

Untuk vaksin MMR, jenis ini efektif untuk melindungi tubuh dari infeksi dan komplikasi tiga penyakit yaitu campak sebesar 93 persen, gondongan sebesar 78 persen, dan rubella sebesar 97 persen.

Untuk dosis kedua, efektivitasnya adalah 97 persen untuk campak dan rubella, dan 88 persen untuk gondongan.

Apakah ada efek samping?

Imunisasi campak memiliki efek samping yang dikategorikan ringan dan berat. Efek samping ringan mencakup demam ringan, nyeri pada bagian yang disuntik, dan kemerahan di sekitar area suntikan.

Sementara itu, efek samping berat dan yang lebih serius mencakup ruam di seluruh tubuh, kehilangan pendengaran, kejang, kerusakan otak, dan penurunan trombosit yang bersifat sementara. Tetapi angka kejadian ini sangat rendah, hanya 1:1000 kasus.

Semua orang bisa divaksin campak?

Mereka yang memiliki reaksi alergi terhadap komponen vaksin tidak disarankan mendapatkan vaksin MMR.  Selain itu, penderita tuberculosis (TBC), penyakit autoimun, serta kanker dan sedang menjalani perawatan yang dapat melemahkan imun tubuh, juga disarankan menunda vaksin. Hal ini bisa dikonsultasikan dengan dokter.

Hati-hati dengan komplikasi akibat campak

Campak bisa menyebabkan komplikasi yang sangat berbahaya antara lain radang pada telinga, bronkitis, infeksi paru-paru seperti pneumonia, dan infeksi otak atau ensefalitis.

Inilah mengapa penting bagi ayah dan ibu untuk mengajak anak imunisasi campak.

Tingginya kasus campak di Sumenep

Sebelumnya, ada lima kecamatan dengan kasus campak terbanyak di Sumenep, yaitu Kalianget, Rubaru, Kota, Dasuk, dan Saronggi.

Kalianget memiliki 220 kasus campak, Rubaru dengan 146 kasus, Kota dengan 122 kasus, Dasuk dengan 115 kasus, dan Saronggi dengan 107 kasus.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengenadlian Penyakit (Kabid P2P) Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Sumenep, Achmad Syamsuri mengatakan, untuk menekan penyebaran, pihaknya akan menggelar imunisasi massal mulai Senin (25/8/2025) mendatang.

Upaya ini menargetkan anak berusia sembilan bulan sampai 59 bulan di 26 puskesmas, baik di daratan maupun kepulauan.

"Rata-rata dari kasus meninggal itu tidak terimunisasi. Khususnya campak. Bahkan ada yang tidak terimunisasi sama sekali, zero dose istilahnya," katanya.

Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!