Kenapa Stres Bisa Membuat Kulit Berjerawat?

Hampir semua orang pernah mengalami jerawat, baik di usia remaja maupun dewasa.
Namun, ada momen ketika jerawat justru muncul saat kita sedang sibuk, tertekan, atau menghadapi situasi penting, misalnya menjelang presentasi kerja, ujian, atau acara besar.
Fenomena ini sering disebut stress acne atau jerawat yang muncul akibat stres. Lalu, mengapa stres bisa memicu jerawat? Apakah berbeda dengan jerawat hormonal? Simak penjelasan para ahli berikut ini.
Bagaimana stres mempengaruhi kulit?
Stres bukan hanya berdampak pada pikiran, tapi juga pada tubuh, termasuk kulit.
Saat kita stres, tubuh memproduksi lebih banyak hormon stres seperti kortisol dan corticotropin-releasing hormone (CRH).
“CRH merangsang kelenjar minyak (sebasea) untuk memproduksi lebih banyak sebum,” jelas Michelle Henry, MD, dermatologis di New York, dikutip dari Vogue, Rabu (27/8/2025).
Produksi minyak berlebih ini dapat menyumbat pori-pori, sehingga memicu timbulnya jerawat.
Selain itu, CRH juga melepaskan protein yang memicu peradangan. Kombinasi minyak berlebih dan peradangan inilah yang membuat jerawat akibat stres sering tampak merah, meradang, bahkan terasa nyeri.
Sebuah penelitian yang dipublikasikan di Journal of Clinical and Aesthetic Dermatology (2017) menemukan bahwa dari 3.305 perempuan usia 25–40 tahun di Prancis, 41 persen mengalami jerawat dewasa.
Menariknya, setengah dari mereka menyebut stres sebagai pemicu jerawat mereka.
Selain meningkatkan sebum, stres juga dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh.
“Saat stres, tubuh lebih sulit melawan bakteri penyebab jerawat, sehingga jerawat bisa lebih lama sembuh,” jelas Michele Green, MD, dermatologis yang banyak meneliti tentang perawatan kulit.
Apa perbedaan jerawat stres dan jerawat hormonal?
Menurut Dermatologis Donna Hart, MD, jerawat karena stres biasanya muncul setelah periode tekanan emosional atau psikologis, sedangkan jerawat hormonal lebih sering terjadi secara siklus, misalnya menjelang menstruasi.
“Hormon androgen saat menstruasi memang memiliki efek yang sama, yaitu merangsang kelenjar minyak,” kata Hart disadur dari Byrdie.
Menyadari kapan jerawat itu muncul bisa menjadi sebuah tanda apakah jerawat tersebut hormonal atau justru jerawat stres.
Di sisi lain, ahli estetika sekaligus pendiri merek perawatan kulit Peach & Lily, Alicia Yoon menambahkan, jerawat stres bisa jadi bagian dari jerawat hormonal, sebab kondisi stres berpengaruh besar pada sistem hormon tubuh.
“Stress acne sebenarnya bisa disebut bentuk lain dari jerawat hormonal, karena stres memicu respons hormonal di tubuh. Bedanya, pemicunya bukan siklus menstruasi atau kondisi medis, melainkan tekanan emosional,” terangnya.
Di area mana stress acne biasanya muncul?
Jerawat akibat stres biasanya muncul di area wajah yang cenderung lebih berminyak, terutama T-zone (dahi, hidung, dagu).
“Breakout karena stres sering kali terkonsentrasi di bagian wajah yang paling aktif memproduksi minyak,” ujar Lian Mack, MD, dermatologis dari New York.
Sebaliknya, jerawat hormonal cenderung muncul di area dagu atau rahang, seringkali berbentuk benjolan besar dan nyeri, serta berulang di lokasi yang sama setiap bulannya.
Tidak hanya wajah, jerawat karena stres juga bisa muncul di dada, punggung, dan lengan atas, area yang memiliki banyak kelenjar minyak.
Tanda-tanda jerawat karena stres
Secara kasat mata, jerawat akibat stres memang mirip dengan jerawat lain. Namun, ada beberapa tanda yang bisa dikenali:
1. Muncul tiba-tiba dalam jumlah banyak
2. Umumnya berwarna merah, meradang, dan bisa terasa gatal
3. Lebih sering muncul di T-zone atau area berminyak.
4. Berkaitan dengan periode stres, bukan siklus bulanan.
Stres memang tak bisa dihindari sepenuhnya, tetapi memahami dampaknya terhadap kulit bisa membantu kita lebih waspada.
Stress acne terjadi ketika hormon stres meningkatkan produksi minyak dan memicu peradangan di kulit.
“Stres adalah bagian normal dari hidup, tapi kulit kita sering kali yang pertama memberi tanda. Dengan perawatan tepat dan manajemen stres, jerawat bisa lebih terkendali,” pungkas Green.
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!