Aksi Massa Berujung Rusuh di Sejumlah Daerah, Rektor UNS: DPR Harus Punya Kepekaan Sosial

Rektor Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Prof. Dr. Hartono dr., M.Si, merespons memanasnya situasi politik nasional, ditandai demonstrasi yang berujung rusuh di berbagai daerah.
Prof. Dr. Hartono dr., M.Si, mencermati dan memperhatikan perkembangan situasi politik di tanah air dalam beberapa hari terakhir, khususnya gelombang aksi massa yang diwarnai kekerasan, tindakan anarkis, menimbulkan kekhawatiran serius terhadap masa depan persatuan bangsa, keberlangsungan demokrasi, serta keamanan masyarakat.
“Dengan situasi ini maka Sivitas Akademika UNS menyampaikan keprihatinan yang mendalam atas situasi yang terjadi dan turut berbela sungkawa atas jatuhnya korban dalam berbagai aksi massa,” ujar Hartono di kampus UNS, Senin (1/9).
Ia juga mengajak semua pihak untuk menahan diri, menyampaikan aspirasi secara bijaksana, menghindari kekerasan dan anarkisme, serta tetap mengedepankan semangat persatuan dan kesatuan bangsa.
“Kami menyerukan agar seluruh sivitas akademika UNS tetap memiliki kepedulian terhadap kondisi bangsa dengan menyalurkan aspirasi melalui cara-cara damai, bertanggung jawab, dan menjaga kondusivitas kehidupan bermasyarakat,” kata dia.
UNS, kata dia, mendukung aspirasi masyarakat dalam bentuk aksi damai sebagai wujud demokrasi, agar pemerintah mendengar dan mewujudkan kebijakan yang menyejahterakan rakyat serta menegakkan hukum yang adil.
“UNS mengingatkan DPR dan pemerintah agar memiliki kepekaan sosial dan meninjau ulang kebijakan yang tidak berpihak pada rakyat, keadilan sosial, demokrasi dan melemahkan supremasi sipil, serta menghindari sikap dan tindakan yang melukai rakyat,” papar dia.
Ia menambahkan UNS mengajak aparatur ketertiban dan keamanan (Polri/TNI) untuk mengedepankan langkah persuasif dan humanis dalam merespons penyampaian aspirasi masyarakat, demi menjaga kedamaian dan harmoni bersama.
Kuliah Daring 4 Hari
Sementara itu, Juru bicara UNS Solo, Agus Riewanto mengatakan, UNS menerapkan kuliah secara daring selama empat hari terhitung Senin (1/9) hingga Kamis (4/9). Kuliah daring imbas situasi kondisi saat ini.
“Kita sudah menerbitkan SE (Surat Edaran) rektor bahwa tanggal 1 sampai tanggal 4 September kuliah daring,” kata Agus.
Ia menambahkan, keputusan tersebut diambil sebagai bentuk sikap atas kondisi saat ini yang belum menentu di tengah maraknya aksi demonstrasi.
“Ya, itu salah satu respon kita terhadap kondisi yang belum menentu ya sampai hari ini. Supaya mahasiswa lebih konsentrasi tugasnya sebagai mahasiswa gitu. Jangan sampai nanti tugas belajar mengajar itu terabaikan,” pungkasnya. (Ismail/Jawa Tengah)