Mengapa Brand Mewah Kini Turun ke Lapangan Tenis

- Sebelum New York Fashion Week 2025 dimulai di Manhattan, sorotan dunia fashion sempat bergeser ke Queens, ke lapangan keras biru U.S. Open.
Selisih hanya empat hari membuat dua ajang ini terasa semakin mirip: sama-sama panggung gaya, meski dengan latar berbeda.
Dulu, tenis identik dengan Nike atau Adidas. Kini, logo Gucci, Dior, hingga Miu Miu ikut hadir di lapangan. Fenomena ini menandai naiknya pamor tenis dalam ranah mode global.
Petenis Amerika Coco Gauff misalnya, mengenakan gaun tenis rancangan Miu Miu, sementara Jannik Sinner setia membawa tas tenis Gucci sejak 2022. Tak mau ketinggalan, kolaborasi eksklusif terus berdatangan: Bottega Veneta dengan Lorenzo Musetti, Burberry bersama Jack Draper, hingga Dior yang menggandeng Zheng Qinwen.
“Mode membantu menarik penggemar kasual ke olahraga ini,” kata Gauff.
Musetti pun mengaku debutnya mengenakan jaket Bottega di Wimbledon membuat heboh industri. “Lapangan tenis juga bisa menjadi panggung,” ujarnya.
Menurut Meeta Roy, profesor bisnis fesyen di Fashion Institute of Technology, tenis adalah “impian para tim marekting” karena mampu menjangkau berbagai demografi, tetap bergengsi, dan memiliki citra historis yang lekat dengan kalangan elite.
Petenis AS, Coco Gauff menjadi duta merek fashion Miu Miu.
“Model bisnis merek-merek mewah saat ini harus menjaga konsumen inti yang kaya, tapi juga merangkul konsumen pencinta merek mewah terjangkau. Seringkali harus dibuat dua strategi marketing berbeda. Tenis adalah tempat di mana keduanya bisa hidup berdampingan,” jelas Roy.
Selain citra glamor, daya tarik tenis juga datang dari formatnya sebagai olahraga individu.
Setiap pemain membawa persona dan pengikutnya sendiri di media sosial, sehingga merek yang jadi sponspor lebih terlihat.
“Dengan era pemain muda ini, jangkauannya sangat luas. Mendukung satu pemain berarti mendapat seluruh audiensnya,” kata Stuart Brumfitt, editor majalah gaya hidup tenis Bagel.
Tak heran bila U.S. Open kini mampu menyaingi daya tarik New York Fashion Week.
“Siapa pun yang melihat konten dari fashion show suatu merek biasanya sudah jadi penggemar merek itu. Tapi ketika Musetti memamerkan jaket Bottega di lapangan, audiensnya benar-benar berbeda. Intinya adalah menarik pecinta fashion nontradisional,” kata Roy.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com.