Barang Pendaki Gunung Buthak via Kota Batu Kini Dicek, Sampah Wajib Dibawa Turun
Salah satu larangan pendaki Gunung Buthak di Jawa Timur adalah membuang sampah.
Sampah wajib dibawa turun kembali dan baru bisa dibuang saat sampai di basecamp pendakian.
Aturan ini ternyata mulai ditegakkan pihak Basecamp Pendakian Gunung Buthak via Kota Batu pada tahun 2025.
Saat mendaki pada Selasa (22/7/2025), Kompas.com merasakan sendiri penegakan aturan sampah ini.
Meski hanya mendaki sendiri, saya tetap harus menjalani pemeriksaan barang bawaan, termasuk barang yang berpotensi menjadi sampah, seperti makanan dan minuman kemasan, serta plastik.
Wajib tulis daftar barang bawaan
Sebelum mendaki Gunung Buthak via Kota Batu, pendaki wajib mendaftar online melalui aplikasi Tiket Pendakian.
Selain mendaftar dengan memasukkan biodata diri dan tim, calon pendaki juga wajib menuliskan daftar barang bawaan di aplikasi itu.
Nantinya, petugas basecamp akan melakukan pemeriksaan barang bawaan. Pendaki harus memenuhi standar perlengkapan untuk bisa lanjut mendaki.
Misal pendaki yang berkemah, mereka harus membawa peralatan lengkap, mulai dari tenda, senter, sleeping bag, thermal blanket, hingga bekal.
Sementara bekal logistik, pendaki harus menulis secara lengkap. Misal membawa satu renteng minuman kemasan, maka yang ditulis adalah jumlah minuman kemasan itu.
Sehingga jika pendaki membawa satu renteng minuman sereal isi 10, maka yang ditulis di aplikasi adalah 10 minuman kemasan.
Setelah pemeriksaan barang bawaan selesai, pendaki baru diizinkan untuk melakukan pendakian. Aturan ini berlaku untuk pendaki yang berkemah atau tektok.
Petugas akan mengecek barang bawaan saat turun
Setelah turun gunung, pendaki juga harus melaporkan barang bawaan mereka. Akan ada petugas yang mengecek barang bawaan.
Panorama di Puncak Gunung Buthak, Jawa Timur.
Saat turun, bawaan yang dicek adalah barang-barang yang berpotensi menjadi sampah, seperti minuman kemasan, plastik, hingga thermal blanket.
Jumlah yang dilaporkan juga harus sama. Misal jika hanya 3 minuman kemasan yang dikonsumsi, maka pendaki harus menunjukkan 3 sampah minuman kemasan itu dan 7 lainnya yang masih belum dikonsumsi.
Apabila hitungannya tidak sesuai dengan yang sudah ditulis atau didaftarkan, pendaki akan mendapatkan sanksi.
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!
