Chloe Malle Resmi Gantikan Anna Wintour di Vogue

Chloe Malle menjadi pengganti Anna Wintour untuk memimpin konten editorial majalah Vogue Amerika Serikat. Malle sebelumnya menjabat sebagai editor Vogue.com dan co-host podcast mingguan di Vogue.
"Fashion dan media berkembang cukup cepat, dan saya cukup senang, dan takjub, menjadi bagian dari keduanya. Saya juga merasa cukup beruntung masih memiliki Anna (Wintour) sebagai mentor," ucap Malle, dilansir dari Vogue, Kamis (4/9/2025).
Malle akan menentukan arah editorial dan aspek kreatif majalah tersebut, serta masuk daftar 10 pemimpin editoral Vogue di seluruh dunia yang dipimpin Wintour.
Penunjukkan Malle menjadi momen bersejarah, dikutip dari CNN. Setelah hampir 40 tahun, Wintour resmi melepas salah satu peran pentingnya.
Adapun saat ini Wintour menjabat sebagai direktur editorial global Vogue, serta kepala konten global Condé Nast, membawahi beberapa media, seperti GQ, Architectural Digest, Vanity Fair, Bon Appétit, dan Teen Vogue.
"Di tengah perubahan yang terjadi baik di dalam industri mode maupun di luarnya, Vogue harus terus menjadi panutan dan pemimpin yang berani menantang batas. Chloe telah membuktikan berkali-kali bahwa ia mampu menemukan keseimbangan antara sejarah panjang dan unik Vogue Amerika dengan masa depannya di garis depan inovasi baru," jelas Wintour.
"Saya sangat antusias untuk terus bekerja dengannya, baik sebagai mentor maupun sebagai muridnya, sementara ia memimpin kami dan audiens kami ke tempat yang belum pernah dijelajahi sebelumnya," tambah dia.
Siapa Chloe Malle, pengganti Anna Wintour di Vogue?
Awali karier di Vogue sebagai social editor
Setelah hampir 40 tahun, Anna Wintour melepas peran pentingnya di Vogue. Kenali sosok Chloe Malle, editor baru yang akan menggantikannya.
Malle mengawali kariernya di Vogue pada tahun 2011. Waktu itu, ia menjabat sebagai social editor (editor sosial) untuk memimpin semua liputan tentang pernikahan dan acara sosial.
Kontribusi Malle juga bersifat lintas-topik, termasuk mode, politik, rumah dan taman, kecantikan, serta kesehatan. Tidak hanya itu, Malle juga menjadi editor beberapa buku untuk Vogue.
Dari tahun 2016 sampai 2023, Malle berperan sebagai contributing editor (editor kontributor) untuk Vogue. Tugasnya adalah menulis artikel feature, mengawasi beberapa proyek, dan berperan sebagai editor sesi.
Karya-karya Malle telah tayang di The New York Times, The Wall Street Journal, Architectural Digest, dan WWD.
Dalam perjalanan kariernya, perempuan berusia 39 tahun ini banyak menangani liputan digital, termasuk mewawancarai selebritas papan atas, seperti Gigi Hadid dan Greta Gerwig.
Ia juga meluncurkan edisi kedua Dogue, versi digital Vogue yang mengangkat kehidupan anjing selebritas, serta menggarap cover story tentang Lauren Sanchez menjelang pernikahannya dengan Jeff Bezos.
Sejak Malle menjabat sebagai editor Vogue.com pada musim gugur 2023, direct traffic ke situs web itu dinilai meningkat dua kali lipat.
Vogue.com pun mencatat pertumbuhan dua digit di seluruh key metrics, termasuk jumlah unique views, time spent, dan content output khususnya saat membahas acara-acara bersar, seperti Met Gala dan Vogue World.
Latar belakang Chloe Malle
Lulusan sastra yang bangga jadi nepo baby
Setelah hampir 40 tahun, Anna Wintour melepas peran pentingnya di Vogue. Kenali sosok Chloe Malle, editor baru yang akan menggantikannya.
Malle merupakan lulusan Brown University jurusan literary arts and comparative literature. Ia mengawali kariernya sebagai penulis real estat di New York Observer.
Selain prestasi pribadi, nama Malle juga kerap disorot karena latar keluarganya. Ia adalah putri dari aktris Amerika, Candice Bergen dan mendiang sutradara film Perancis, Louis Malle.
Malle tak ragu menyebut dirinya sebagai "proud nepo baby" alias bangga menjadi nepo baby.
Adapun nepo baby sering dikaitkan sebagai istilah negatif. Sebab, nepo baby bermakna seseorang menggunakan praktik nepotisme untuk meraih kesuksesan, khususnya dari orangtuanya yang terkenal, kaya, dan koneksi kuat.
"Tidak diragukan lagi bahwa saya telah sepenuhnya diuntungkan oleh privilese yang saya miliki sejak kecil. Mengatakan hal sebaliknya merupakan sesuatu yang tidak realistis," ucap Malle, dilansir dari The New York Times.
"Namun, saya akan mengatakan bahwa hal itu selalu membuat saya bekerja lebih keras. Selama hidup saya, tujuan saya adalah membuktikan bahwa saya lebih dari sekadar putri Candice Bergen atau seseorang yang tumbuh besar di Beverly Hills," tambahnya.
Keputusan yang tidak mendadak
Keputusan menjadikan Malle sebagai pengganti Wintour tidak muncul secara tiba-tiba. Sejak Wintour mengumumkan akan melepas sebagian tanggung jawabnya pada Juni 2025 lalu, spekulasi nama calon pengganti sudah ramai diperbincangkan.
Nama-nama seperti Eva Chen, Sara Moonves, dan Nicole Phelps masuk dalam daftar kandidat. Namun, pada akhirnya, pilihan jatuh ke Malle yang dianggap paling rasional dan praktis.
"Chloe telah lama menjadi senjata rahasia Vogue dalam memantau tren fashion. Namun, dia tidak begitu terbenam dalam industri ini hingga kehilangan pandangan tentang dunia," tutur Wintour.
"Seperti para desainer terbaik, dia memahami gambaran besar fashion, perannya dalam membentuk tidak hanya apa yang ada di atas catwalk tetapi juga perubahan dalam struktur kehidupan modern. Meskipun dia tidak asing dengan gemerlap karpet merah, bakatnya terletak pada pemikiran orisinal dan kerja keras," lanjutnya.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com.