Dari Tenis ke Padel, Cerita Mereka yang Menemukan Keseruan Baru di Lapangan Kaca

padel, dari tenis ke padel, olahraga padel, manfaat padel, padel banyak diminati, orang yang hobi padel, tren olahraga padel, cerita berlatih padel, Dari Tenis ke Padel, Cerita Mereka yang Menemukan Keseruan Baru di Lapangan Kaca

Olahraga raket kini punya wajah baru yang tengah digemari banyak kalangan, terutama generasi muda dan para pencinta olahraga sosial, yaitu padel.

Olahraga ini dimainkan berpasangan di lapangan berdinding kaca, sekilas mirip tenis namun dengan sensasi yang berbeda. 

Di tengah tren yang kian naik daun, sejumlah orang pun mulai beralih dari tenis ke padel untuk mencari pengalaman baru yang tak kalah seru.

Lantas, apa yang membuat padel begitu diminati? Kompas.com berbincang dengan tiga orang yang telah menekuni padel dari latar belakang berbeda. 

Mereka menceritakan bagaimana olahraga ini bukan hanya menggantikan rutinitas tenis mereka, tetapi juga memperkaya pengalaman sosial dan kebugaran secara menyeluruh.

Berawal dari tenis, lalu tertarik ke padel

padel, dari tenis ke padel, olahraga padel, manfaat padel, padel banyak diminati, orang yang hobi padel, tren olahraga padel, cerita berlatih padel, Dari Tenis ke Padel, Cerita Mereka yang Menemukan Keseruan Baru di Lapangan Kaca

Sasti Emanuela (39) bekerja sebagai business development di salah satu perusahaan dan rutin menyisihkan waktunya untuk bermain padel.

Bagi Sasti Emanuela (39), dunia olahraga bukan hal asing. Sebelum mengenal padel, ia aktif bermain tenis selama hampir satu setengah tahun. 

Namun pada akhir 2024, ajakan dari teman-temannya membuat perempuan yang bekerja sebagai business development di salah satu perusahaan itu tertarik mencoba padel.

“Awalnya sempat mikir ini olahraga kekinian aja, akhirnya tertantang buat coba langsung diajak sparing sama teman-teman,” ujarnya kepada Kompas.com, Selasa (27/5/2025).

Saat pertama mencoba, Sasti langsung merasakan perbedaan. Meski tekniknya mirip dengan tenis, padel terasa lebih menyenangkan karena atmosfernya yang lebih ringan dan lapangan yang lebih kecil. 

Akhirnya ia mulai serius bermain sejak November 2024 dan kini rutin turun ke lapangan kaca.

“Menurutku padel itu hampir sama dengan tenis, hanya sedikit bedanya. Tapi sangat menyenangkan pas sudah nyobain,” katanya. 

Bahkan, sebelum olahraga ini ramai dimainkan selebritas, Sasti sudah lebih dulu ‘kecanduan’ padel.

Hal serupa juga dirasakan Moh Farid Mauludi (26), yang sebelumnya adalah atlet dan pelatih tenis. 

Farid mengenal padel untuk pertama kalinya saat berada di Jakarta pada awal 2024. 

“Aku mulai padel itu awal tahun 2024 di Jakarta, waktu itu masih belum hits banget. Bahkan di satu lapangan hanya ada sedikit pelatih,” katanya.

Karena latar belakangnya olahraga tenis, laki-laki yang saat ini menjadi pelatih padel merasa tidak butuh waktu lama untuk menyesuaikan diri dengan teknik padel. 

“Adaptasinya tidak begitu rumit, hanya fokus belajar pantulan bola ke kaca. Jadi lebih mengandalkan koordinasi gerak,” jelasnya.

Ketertarikannya terhadap padel semakin dalam ketika melihat pertumbuhan minat masyarakat. 

“Pertengahan sampai akhir tahun 2024, minat masyarakat ke padel semakin meningkat. Bahkan akhirnya banyak lapangan padel yang bertambah terus di beberapa kota di Indonesia,” ungkap Farid.

Alasan padel begitu diminati

padel, dari tenis ke padel, olahraga padel, manfaat padel, padel banyak diminati, orang yang hobi padel, tren olahraga padel, cerita berlatih padel, Dari Tenis ke Padel, Cerita Mereka yang Menemukan Keseruan Baru di Lapangan Kaca

Mantan atlet tenis Moh Farid Mauludi (26) yang kini mendalami dan menjadi pelatih padel di Surabaya.

Salah satu daya tarik utama padel terletak pada kesederhanaannya. Bagi pemula, padel terasa lebih ramah dan mudah dimainkan dibandingkan tenis. 

Ukuran lapangan yang lebih kecil, teknik dasar yang tidak terlalu kompleks, serta permainan berpasangan yang tidak terlalu menguras stamina, menjadi beberapa alasan mengapa banyak orang tertarik mencoba.

Sasti, yang sudah merasakan perbedaan antara tenis dan padel, menyebut bahwa transisinya cukup mulus. 

“Banyak orang beralih dari tenis ke padel karena teknik permainannya tidak terlalu susah dan lapangannya pun tidak begitu besar juga,” katanya. 

Ia menambahkan, adaptasi tidak memakan waktu lama bagi mereka yang sudah pernah bermain tenis.

Sementara itu, Farid menambahkan, padel memiliki keunggulan tersendiri karena lebih ringan namun tetap menantang. 

“Kalau mau cari olahraga yang seru, tapi enggak terlalu sulit untuk beradaptasi, maka pilihannya padel,” katanya. 

Menurutnya, padel cocok bagi mereka yang ingin tetap aktif tanpa merasa terbebani secara teknis.

Di sisi lain, Rizky Rahman (24), seorang karyawan swasta yang baru mengenal padel pada awal 2025, semula menganggap olahraga ini hanya sekadar viral. 

“Awalnya aku diajak teman dan sempat meremehkan olahraga ini, karena aku mikirnya hanya sekadar viral,” jelas Rizky.

Namun, kesan itu langsung berubah setelah mencoba langsung. Sebelumnya, ia pun sempat mencoba tenis. 

Akan tetapi, Rizky memilih beralih ke padel karena banyak teman-temannya yang lebih sering mengajak padel. 

“Aku merasa olahraganya menyenangkan dengan lapangan yang tidak terlalu besar tapi geraknya tetap banyak. Justru karena ukuran lapangan kecil itu jadi lebih aktif gerak,” jelasnya.

Tak Hanya Bermanfaat untuk Kesehatan, Padel Juga Menambah Relasi

padel, dari tenis ke padel, olahraga padel, manfaat padel, padel banyak diminati, orang yang hobi padel, tren olahraga padel, cerita berlatih padel, Dari Tenis ke Padel, Cerita Mereka yang Menemukan Keseruan Baru di Lapangan Kaca

Rizky Rahman (24), seorang karyawan swasta yang mulai menekuni hobinya dalam olahraga padel.

Selain manfaat fisik, padel juga dikenal sebagai olahraga sosial yang mempererat relasi. 

Dalam permainan yang selalu dimainkan berpasangan ini, interaksi antar pemain menjadi elemen penting. Tak heran jika banyak komunitas padel bermunculan sebagai sarana berkumpul sekaligus berolahraga.

Sasti merasakan langsung bagaimana padel memperluas jejaring sosialnya dengan berbagai macam generasi. 

Selain itu, ia menganggap olahraga padel juga sebagai pelarian dari stres kerja. 

“Aku merasa padel ini sangat seru dan bisa menghilangkan stres. Makanya kalau lagi padet kerjaan, terus pulangnya main padel, rasanya hilang stresnya,” katanya.

Sementara itu, Rizky menemukan lingkungan sosial baru lewat padel. Ia dan teman-temannya membentuk komunitas kecil bernama Spadel.

Komunitas tersebut bersifat terbuka dan fleksibel, sehingga siapapun boleh bergabung kapan saja dan tidak begitu mengikat.

“Kami buat perkumpulan atau komunitas kecil-kecilan bernama Spadel. Walaupun masih seumur jagung, tapi pernah ada 16 orang yang ingin padel bareng,” ungkap Rizky. 

Menurut Rizky, padel membuat hubungan antar pemain lebih akrab dan hangat. 

“Bisa dibilang lingkup di Spadel itu orang yang kami kenal juga, sehingga lebih nyaman dan cepat akrab. Dari padel aku bukan cuma dapat sehatnya, tapi dapat banyak relasi baru,” jelasnya.

Lebih lanjut, Farid menganggap tenis dan padel menjadi dua olahraga yang sama-sama bisa membangun relasi dengan banyak orang. 

Ukuran lapangan yang lebih kecil dan teknik permainan yang berpasangan membuat relasi antar pemain semakin dekat.

“Kalau relasi di tenis dan padel, sama-sama bisa menambah networking. Tapi di padel ini memang fokus pada fun dan sporty sekaligus,” tandas dia.