Bom Bunuh Diri Meledak di Pakistan Barat Daya, Tewaskan 13 Orang, Lukai 30 Lainnya

pelaku bom bunuh diri meledakkan diri di luar sebuah stadion pada Selasa (2/9) malam saat para pendukung partai nasionalis meninggalkan sebuah aksi di barat daya Pakistan yang dilanda pemberontakan. Ledakan itu menewaskan sedikitnya 13 orang dan melukai 30 lainnya. Demikian diungkap polisi dan pihak rumah sakit, Rabu (3/9).
Kepala polisi setempat, Majeed Qaisrani, mengatakan ledakan terjadi di dekat pemakaman di pinggiran Quetta, ibu kota Provinsi Balochistan. Bagian tubuh pelaku berhasil ditemukan. Juru bicara rumah sakit pemerintah, Waseem Baig, mengonfirmasi pihaknya telah menerima 13 jenazah dan puluhan korban luka, beberapa dalam kondisi kritis.
Belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan ini. Bom meledak saat ada aksi yang digelar untuk memperingati wafatnya Sardar Ataullah Mengal, tokoh nasionalis veteran sekaligus mantan ketua menteri provinsi.
Pejabat senior polisi Usama Ameen, dikutip The Korea Times, menyatakan pemimpin Partai Nasional Balochistan Akhtar Mengal selamat dari serangan itu, tetapi beberapa pendukungnya termasuk di antara korban tewas dan terluka. Mengal dikenal sebagai pengkritik keras pemerintah dan kerap menggelar aksi untuk menuntut pembebasan nasionalis Baloch yang hilang.
Ketua Menteri Balochistan Sarfraz Bugti mengecam serangan itu sebagai tindakan pengecut musuh kemanusiaan dan memerintahkan perawatan terbaik bagi para korban serta penyelidikan tingkat tinggi untuk membawa pelaku ke pengadilan. Di Islamabad, Menteri Dalam Negeri Mohsin Naqvi juga mengutuk serangan itu, menuduh teroris yang didukung India berupaya mengguncang stabilitas negara dengan menyasar warga sipil. Namun, ia tidak memberikan bukti atas tuduhan tersebut.
Pemerintah Pakistan dan Bugti dalam beberapa bulan terakhir kerap menuding India mendukung Taliban Pakistan maupun separatis Baloch. Tuduhan itu dibantah New Delhi. Balochistan telah lama menjadi wilayah konflik dengan pemberontakan bersenjata tingkat rendah. Kelompok seperti Tentara Pembebasan Balochistan (BLA) menuntut kemerdekaan dari pemerintah pusat dan biasanya menargetkan aparat keamanan serta pekerja dari Punjab.
Meski pihak berwenang mengklaim pemberontakan sudah mereda, kekerasan tetap berlanjut. Pada Juli lalu, kelompok bersenjata menculik dan membunuh sembilan orang setelah menghentikan dua bus penumpang di jalan raya dari Quetta menuju Punjab. Sebagian besar serangan semacam ini diklaim kelompok terlarang BLA.
Pakistan juga mengalami lonjakan serangan militan di barat laut. Pada Rabu, pria bersenjata menembaki sebuah kendaraan di Distrik Kurram, Provinsi Khyber Pakhtunkhwa, menewaskan lima orang. Korban ialah muslim Sunni. Sehari sebelumnya, milisi mencoba menyerbu markas besar Pasukan Konstabulir Federal di Distrik Bannu, memicu baku tembak yang menewaskan enam tentara dan lima penyerang.(dwi)