Mengenal Ogoh Ogoh, Tradisi Sebelum Hari Nyepi di Bali

ogoh ogoh bali, pawai ogoh ogoh 2025, makna pawai ogoh ogoh, ogoh ogoh adalah, makna simbolik ogoh ogoh, Mengenal Ogoh Ogoh, Tradisi Sebelum Hari Nyepi di Bali

Sehari sebelum Hari Raya Nyepi, sebagian masyarakat Indonesia, khususnya di Bali, akan menggelar pawai Ogoh-Ogoh.

Tradisi tahunan ini tidak hanya menjadi acara sakral, tetapi juga menjadi hiburan dan daya tarik wisatawan.

Ogoh-ogoh merupakan rangkaian upacara Tawur Kesanga, yang bertujuan untuk mengusir roh jahat sebelum umat Hindu melaksanakan Catur Brata Penyepian.

Dilansir dari buku "Beragam Makna Ogoh-Ogoh dalam Tradisi Nyepi" dari Pusat Data dan Analisa Tempo (2020), Ogoh-ogoh digambarkan seperti wajah raksasa, simbol Sang Butha alias setan.

Butha merupakan simbol jahat yang harus diperangi dari semesta. Butha juga dimaknai sebagai simbol nafsu jahat yang ada di dalam diri manusia.

ogoh ogoh bali, pawai ogoh ogoh 2025, makna pawai ogoh ogoh, ogoh ogoh adalah, makna simbolik ogoh ogoh, Mengenal Ogoh Ogoh, Tradisi Sebelum Hari Nyepi di Bali

Pawai Ogoh-ogoh di Kecamatan Purwoharjo, Banyuwangi jelang Nyepi, Sabtu (22/3/2025)

Ogoh-ogoh, Tradisi Sebelum Nyepi

Ogoh-ogoh berasal dari sebutan ogah-ogah yang dalam bahasa Bali berarti digoyang-goyangkan.

Semula, tradisi ini tidak ada kaitannya langsung dengan upacara Hari Raya Nyepi.

Namun, sejak Hari Raya Nyepi ditetapkan sebagai hari libur nasional pada 1983, Ogoh-ogoh menjadi rangkaian perayaan Hari Raya Nyepi setiap tahunnya.

Ada beragam visualisasi Ogoh-ogoh yang dibuat, mulai dari perwujudan raksasa perkasa, raksasa kemayu, raksasa jomblo, ataupun raksasa setengah binatang.

Ogoh-ogoh nantinya akan diarak ke jalanan kemudian dibakar sebagai simbol membersihkan alam dan menghalau kejahatan.

Dulu, ritual membersihkan alam ini cukup dengan sesajen, setelah itu pendeta akan melafalkan doa-doa untuk mengusir setan.

Namun, masyarakat kurang menyukai karena tidak ada visualisasinya.

Alhasil, dibuatlah patung raksasa dari jerami, dibalut kertas, dan dicat warna-warni.

Lambat laun, muncul ide untuk mengusung patung tersebut di sekitar tempat ritual.

Seiring perkembangan zaman, bentuk Ogoh-ogoh semakin beragam dan semakin bagus, sehingga semakin meriah dan dinanti oleh masyarakat lokal maupun wisatawan setiap tahunnya.