Darien Gap, Celah Mematikan di Jalan Raya Terpanjang Dunia

Jalan Raya Pan-Amerika (Pan-American Highway) adalah jalur darat terpanjang di dunia yang membentang sejauh sekitar 48.000 kilometer (km) dari ujung utara Alaska, Amerika Serikat, hingga Ushuaia di Argentina.

Namun di antara bentangan jalan yang megah ini, terdapat satu celah selebar 100 kilometer yang memutus jalur tersebut.

Celah itu adalah Darien Gap, hamparan hutan tropis yang liar, tak berinfrastruktur, dan dikenal sebagai salah satu tempat paling berbahaya di dunia.

Darien Gap, medan mematikan dan penuh tantangan

Terletak di antara Panama timur dan Kolombia barat laut, Darien Gap adalah wilayah dengan vegetasi lebat, rawa-rawa, hutan hujan tropis, dan pegunungan yang sulit dijangkau.

Tidak ada jalan yang melewati daerah ini, selain rute laut. Sejak zaman kolonial, upaya untuk menjinakkan wilayah ini selalu berujung pada kegagalan.

Koloni Spanyol pertama, Santa Maria la Antigua del Darien, didirikan pada tahun 1510, tetapi akhirnya ditinggalkan.

Percobaan kolonisasi oleh bangsa Skotlandia pada abad ke-17 pun berakhir tragis karena penyakit dan konflik.

Hingga akhirnya pada 1972, ekspedisi yang dipimpin oleh perwira Inggris Gavin Thompson berhasil menembus Darien Gap menggunakan kendaraan Range Rover, dibantu oleh puluhan ilmuwan dan insinyur.

Namun perjalanan itu memakan waktu hingga 100 hari. Ekspedisi serupa oleh Loren Upton dan Patty Mercier pada tahun 1985–1987 bahkan memerlukan waktu 741 hari karena kendaraan mereka hanya mampu menempuh 240 meter per hari.

Hutan penuh ancaman alam

Darien Gap dipenuhi ancaman dari alam, mulai dari suhu ekstrem yang bisa mencapai 35 derajat Celsius dengan kelembapan 95 persen, hingga ketiadaan air bersih. Air dari rawa dan sungai di dalam hutan mengandung banyak parasit dan virus yang berbahaya.

Flora di wilayah ini pun tidak kalah mematikan; misalnya pohon palem Chunga berduri yang durinya bisa mencapai 20 cm dan mengandung bakteri penyebab infeksi.

Satwa liar di kawasan ini juga sangat berbahaya. Ular Fer-de-lance, salah satu ular paling berbisa di dunia, bisa menyebabkan kematian jaringan tubuh.

Ada juga laba-laba Brasil beracun, kalajengking hitam, larva lalat, hingga kutu Panama yang membawa penyakit berbahaya seperti Ehrlichiosis dan demam berbintik pegunungan Rocky. Kondisi ini membuat setiap langkah di dalam hutan menjadi pertaruhan nyawa.

Sarang kartel dan gerilyawan

Selain tantangan alam, Darien Gap juga dikenal sebagai wilayah rawan kriminalitas. Sejak lama, daerah ini menjadi sarang penyelundup narkoba, perampok, hingga kelompok gerilya bersenjata seperti FARC (Revolutionary Armed Forces of Colombia).

Kelompok-kelompok ini menjadikan hutan Darien sebagai jalur penyelundupan obat-obatan dan manusia dari Amerika Selatan ke Amerika Tengah dan Utara.

Salah satu bagian di hutan Darién Gap di Panama, Amerika Tengah.

Imigran yang melewati celah ini sering menjadi korban penculikan, perampokan, bahkan pembunuhan.

Beberapa penjelajah dan jurnalis asing juga menjadi target. Tom Hart Dyke dan Paul Winder misalnya, diculik selama sembilan bulan oleh FARC saat mencari anggrek langka.

Pada 2013, penjelajah Swedia Jan Phillip Braunsch tewas ditembak karena diduga sebagai mata-mata.

Jalur migrasi modern yang mengerikan

Ironisnya meski mematikan, Darien Gap kini menjadi jalur utama migrasi dari Selatan ke Utara. Sejak pertengahan 2010-an, puluhan ribu migran dari Venezuela, Haiti, dan Ekuador mulai melintasi hutan ini untuk menuju Amerika Serikat dan Kanada.

Alasan mereka nekat melalui Darien Gap adalah untuk melarikan diri dari kekacauan politik, kekerasan, dan krisis ekonomi di negara asal.

Meski tahu bahayanya, mereka tetap nekat menempuh perjalanan demi mencari kehidupan yang lebih layak.

Kenapa tidak dibangun jalan di Darien Gap?

Sejak 1920-an, wacana menyambungkan jalur Pan-American Highway melalui Darien Gap telah muncul. Namun proyek tersebut terus ditunda karena pertimbangan lingkungan dan sosial.

Selain ancaman penyebaran penyakit hewan, pembangunan jalan juga dikhawatirkan akan merusak ekosistem hutan dan mengganggu kehidupan masyarakat adat seperti suku Embera, Wounaan, dan Kuna.

Di satu sisi, pembangunan jalan bisa memperlancar transportasi dan perdagangan; di sisi lain, hal ini bisa memperparah penyelundupan narkoba dan mempercepat kerusakan hutan tropis yang belum terjamah.